Keselamatan kerja merupakan hal utama yang harus diperhatikan perusahaan dan pekerjanya. Biasanya, perusahaan memiliki Standard Operating Procedure (SOP) dalam hal keselamatan kerja yang harus dilaksanakan dengan tepat. Tujuannya tentu demi menghindari kecelakaan kerja, baik ringan maupun berat.
Namun, nasib malang menimpa seorang pekerja toko roti Paris Baguette di Pyeongtaek, Provinsi Gyeonggi, Korea Selatan pada Sabtu (15/10/2022). Ia meninggal di dalam mesin pengaduk saus ketika bekerja. Akibat hal ini, sejumlah warga Korea Selatan memboikot Paris Baguette. Bagaimana kronologi meninggalnya sang pekerja? Kamu dapat membaca ulasan selengkapnya di bawah ini.
Badan pekerja masuk ke mesin pengaduk besar
Paris Baguette merupakan toko roti yang mempunyai sekitar 3.600 gerai di Korea Selatan dan juga ada di beberapa negara lain, seperti Singapura, China, dan Amerika Serikat. Tak ayal, alat pembuat kue di Paris Baguette pun berukuran besar karena menyesuaikan kapasitas produksi roti. Bahkan, terdapat mesin pengaduk yang harus dioperasikan oleh dua orang agar dapat berjalan dengan baik dan menghindari kecelakaan kerja.
Namun, seorang pekerja perempuan berusia 23 tahun meninggal dunia ketika mengoperasikan mesin. Ia menjalankan mesin yang seharusnya ditangani oleh dua orang. Pekerja tersebut diketahui sedang menuang bahan ke dalam mesin pengaduk besar.
Sayangnya, bagian atas tubuhnya tersangkut di mesin pengaduk saus sampai ia meninggal dunia. Jenazah pekerja yang sudah hancur pun ditemukan oleh rekan kerjanya pada keesokan hari. Paris Baguette diketahui tetap beroperasi walau ada pekerja yang meninggal karena kecelakaan kerja.
Kecelakaan kerja lain di Paris Baguette
Rupanya, kasus pekerja yang meninggal bukan kecelakaan kerja pertama dalam waktu satu minggu terakhir di Paris Baguette Pyeongtaek. Seminggu sebelumnya, tangan seorang pekerja tersangkut di sebuah mesin produksi. Namun, pekerja tersebut tidak dibawa ke rumah sakit oleh perusahaan karena statusnya sebagai karyawan tidak tetap.
Paris Baguette diboikot
Kecelakaan kerja fatal yang menimpa pekerja perempuan sampai meninggal ini, membuat sejumlah pihak menyerukan untuk memboikot Paris Baguette dan induk perusahaannya, yaitu SPC. Sekelompok serikat pekerja dan anggota masyarakat umum menggelar upacara peringatan di depan kantor pusat Paris Baguette untuk memprotes praktik perburuhan SPC. Satu orang perwakilan juga melakukan protes di depan 1.000 gerai Paris Baguette pada Kamis (20/10/2022).
Sementara itu, Asosiasi Pekerja Wanita Korea yang juga turut serta dalam upacara peringatan membeberkan sebuah fakta tentang perburuhan SPC. Menurut data mereka, lebih kurang 50 persen perempuan pembuat roti yang hamil saat bekerja di SPC mengalami keguguran. Pasalnya, mereka diharuskan mengeluarkan tenaga kerja yang berlebihan. Bahkan, dikatakan perusahaan menolak pekerja tersebut untuk berhenti bekerja.
Sampai saat ini pihak berwajib masih menginvestigasi kecelakaan kerja tersebut. Bahkan, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol memerintahkan pihak berwenang untuk menyelidiki kronologi kecelakaan, sekaligus mencari tahu apakah ada masalah struktural di perusahaan. Sementara itu, pekerja yang meninggal telah dimakamkan dan Paris Baguette mengirimkan sekotak roti ke pemakaman tersebut.
BACA JUGA: TKW Asal Cianjur Meninggal Setelah 8 Tahun Bekerja, Jenazah Disambut Isak Tangis Keluarga
Semoga saja kasus kecelakaan kerja yang menimpa pekerja Paris Baguette ditangani dengan baik dan adil bagi korban. Serta perusahaan mau meninjau ulang SOP agar kecelakaan kerja tidak terjadi lagi dan mengutamakan keselamatan pekerja.