Aktivitas warga Indonesia maupun warga dunia sudah terlihat berjalan normal, tetapi pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Virus corona dikenal mempunyai kemampuan untuk terus bermutasi. Hampir setiap tahun bahkan dalam hitungan bulan, ada saja varian baru virus corona.
Terbaru, varian Covid XBB diketahui telah masuk ke Indonesia. Bagaimana awal mula varian Omicron XBB dapat masuk ke Indonesia dan apakah akan ada lonjakan kasus Covid-19 lagi? Simak penjelasan Boombastis.com berikut.
Kasus Omicron XBB pertama di Indonesia
Negara tetangga Indonesia, yaitu Singapura sedang mengalami kenaikan kasus Covid-19 akibat dari varian Omicron XBB. Bahkan, peningkatan kasus akibat Omicron XBB lebih cepat daripada varian BA.5 dan BA.2. Selain Singapura, Omicron XBB juga terdeteksi di 24 negara, seperti Jepang, India, Australia, Bangladesh, Denmark, dan bahkan Indonesia.
Seorang perempuan berusia 29 tahun di Surabaya terdeteksi terkena varian Omicron XBB. Menurut Kementerian Kesehatan RI, kasus tersebut berasal dari transmisi lokal karena perempuan tersebut diketahui baru saja bepergian dari Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada September lalu. Ia diketahui mengalami batuk, pilek, dan demam. Setelah diperiksa, ia terdeteksi positif Covid-19 varian Omicron XBB pada 26 September 2022. Kemudian, pasien melakukan isolasi dan dinyatakan sembuh pada 3 Oktober 2022.
Kasus Covid-19 diperkirakan bakal melonjak Februari 2023
Selama satu minggu belakangan, terjadi peningkatan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia, termasuk beberapa di antaranya meninggal dunia. Walau Omicron XBB sudah masuk ke Indonesia, tetapi belum diketahui apakah penyebab kenaikan kasus disebabkan oleh varian tersebut. Pasalnya, temuan kasus Omicron XBB masih baru.
Di samping itu, pemerintah terus mengimbau warga Indonesia untuk terus mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker dan melakukan vaksin booster atau vaksin ke-3 untuk mengurangi sakit jika terkena virus corona. Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, terdapat potensi kenaikan kasus Covid-19 pada Februari 2023 setelah kasus Omicron XBB terdeteksi. Ia juga menyampaikan akan ada vaksin booster lagi pada Desember 2022 atau Januari 2023.
Penularan XBB cepat tapi tidak lebih parah dari varian sebelumnya
Menurut Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril, penularan XBB terbilang cepat tetapi tingkat kefatalannya tidak lebih parah dari varian Omicron lainnya. Hal tersebut juga didukung oleh penemuan dari negara-negara yang sudah terpapar Omicron XBB. Menurut mereka, varian Omicron XBB tidak menyebabkan penyakit lebih parah daripada varian sebelumnya.
Namun, di sisi lain terdapat penemuan dari Departemen Kesehatan Filipina. Mereka telah menguji sampel Omicron XBB dan ditemukan bahwa varian ini tidak terdeteksi oleh antigen. Mereka tidak bisa mendeteksi garis keturunan virus dari sampel antigen. Departemen Kesehatan Filipina dapat mendeteksi varian Omicron XBB melalui pengurutan genom dari sampel tes RT-PCR.
Gejala umum varian Omicron XBB
Gejala umum orang yang terpapar Omicron XBB dapat dikatakan tidak jauh berbeda dengan varian lain. Kamu perlu waspada jika mengalami demam atau menggigil, batuk, sesak napas atau napas singkat, badan lemas atau mudah lelah, dan nyeri otot atau tubuh. Selain itu, gejala selanjutnya adalah diare, mual atau muntah, pilek atau hidung tersumbat, sakit tenggorokan, dan kehilangan indera penciuman atau perasa.
BACA JUGA: 5 Fakta Hepatitis Misterius, Penyakit Meresahkan yang Muncul Saat Covid-19 Mulai Terkendali
Sebagai langkah awal dan mendasar, kita dapat terus menerapkan protokol kesehatan untuk menghindari terpapar Covid-19. Selanjutnya, lengkapi vaksin jika mampu secara medis. Sampai sejauh ini, masih ada vaksin gratis yang disediakan pelayanan kesehatan di berbagai daerah di Indonesia.