Minuman kekinian sudah makin menjamur di Indonesia. Salah satunya Es Teh Indonesia yang menyuguhkan berbagai varian minuman. Namun baru-baru ini, Es Teh Indonesia mendapat sorotan dari netizen karena sebuah kejadian viral
Berawal dari kritik yang dilayangkan seorang konsumen, hingga Es Teh Indonesia yang memberikan somasi. Waduh, ada apa ya kok kritik dari konsumen menyebabkan brand besar menempuh jalur hukum? Simak deh ulasan di bawah ini!
Layangkan kritik varian yang dianggap terlalu manis
Es Teh Indonesia baru mendapat sebuah kritik dari pelanggannya, ialah Gandhi melalui akun Twitternya @Gandhoyy. Gandhi sendiri mengatakan bahwa pengalamannya membeli varian Chizu Red Velvet di salah satu gerai Es Teh Indonesia, akan menjadi yang pertama dan terakhir. Ia menyayangkan bahwa minuman yang ia pesan terasa terlalu manis. Ia mengibaratkan, seperti minum gula sebanyak 3 kg dan akan membuat anak-anak terkena diabetes massal.
Namun, dalam cuitan Gandhi, terdapat bebrapa kata yang dinilai kurang sopan. Seorang warganet pun mencoba mengingatkannya, lantaran cuitannya dapat berbuntut menjadai kasus UU ITE. Tak lama berselang, pihak Es Teh Indonesia segera memberikan balasan atas cuitan tersebut dengan mengatakan cuitan Gandhi sudah diterima tim legal dari Es Teh Indonesia.
Disomasi hingga minta maaf
Kemudian, pihak Es Teh Indonesia melayangkan somasi kepada Gandhi dengan Nomor 001/EKS/LEGAL/ST-EIM/IX/2022. Pihaknya mengatakan menerima setiap kritik dan saran, namun tidak dengan kritik penghinaan. Es Teh Indonesia menilai dalam cuitan kritik tersebut, Gandhi menyebutkan nama hewan yang ditujukan untuk menghina dan menyebutkan informasi keliru tentang gula yang terkandung dalam minuman tersebut seberat 3 kg.
Pihaknya meminta Gandhi untuk menghapus dan mengklarifikasi cuitannya tersebut dalam 2×24 jam. Akhirnya, Gandhi pun membalas dengan memberikan permintaan maafnya kepada PT. ES Teh Indonesia Makmur atas pencemaran nama baik dan pemberian informasi yang keliru.
Mendapat sorotan dan tanggapan pro kontra
Kejadian yang viral ini pun mendapat beragam tanggapan pro dan kontra. Banyak yang menyayangkan mengapa perusahaan besar seperti Es Teh Indonesia harus melakukan somasi karena masalah yang dianggap sepele. Salah satunya Tiktoker @@Inspektur Nguyen, yang memberikan saran kepada Es Teh Indonesia agar memberi balasan yang lebih baik lagi tanpa harus menggunakan somasi.
Kasus ini pun mendapatkan tanggapan dari pakar marketing Yuswohandy. Ia mengatakan hal yang dilakukan oleh Es Teh Indonesia akan memperburuk image-nya sendiri. Hal ini akan terus dibicarakan lantaran respon berlebihan yang diberikan oleh pihak perusahaan. Ia pun memberikan himbauan untuk menarik somasinya.
BACA JUGA: Usai Kritik Kepolisian, Najwa Shihab Disenggol Nikita Mirzani
Sayang sekali jika kritik yang dilayangkan justru dibalas dengan somasi. Memang sih, konsumen bebas memberikan kritik. Namun, baiknya menghindari kata penghinaan, lebih baik berikan kritik yang membangun. Semoga kasus antara Gandhi dan Es Teh Indonesia ini segera menemukan jalan tengah yang baik untuk kedua belah pihak.