Ada banyak sekali kisah orang-orang yang sukses menjajakan masakan cita rasa Nusantara di Mancanegara. Mulai dari jualan bakso, nasi padang, pecel, hingga membuka warteg. Makanan tersebut laris manis tak hanya dibeli orang Indonesia yang rindu kampung halaman saja, tetapi juga para turis yang ingin mencoba makanan dari negara lain.
Salah satu kisah sukses ini datang dari seorang penjual nasi padang yang tinggal di Belanda. Irmansyah Harahap namanya. Ia membuka warung yang ia beri nama “Warung Anisah atau Aunthentiek Indonesisch Eten”. Mau tau kisah lengkap Irmansyah? Yuk, simak dalam ulasan Boombastis.com berikut ya!
Irmansyah dulunya berprofesi sebagai seorang perawat
Jalan hidup seseorang memang tidak ada yang tahu. Pria asal Pasaman, Sumatra Barat, ini tak pernah menyangka jika ia akan dikenal sebagai penjual nasi padang yang sukses di Negeri Kincir Angin. Irmansyah pertama kali menginjakkan kaki di Belanda pada tahun 2002 silam, dengan tujuan bekerja sebagai seorang perawat.
Saat itu, berbekal pengalaman pernah bekerja di sebuah rumah sakit di Medan, ia dan istrinya bernama Donna Sebayang, lulus seleksi sebagai perawat. Sebelum bekerja sebagai tenaga kesehatan, mereka mengikuti pendidikan di Albeda College, Rotterdam.
Menjadi perawat sambil berjualan masakan Indonesia
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Irmansyah bekerja di Bijnkershoek, Utrecht. Sedangkan sang istri menjadi perawat di Rumah Sakit Sint Lukas Ziekenhuis, Amsterdam. Di sela-sela pekerjaan itu, keduanya membuka usaha berjualan masakan Indonesia.
Masakan yang dijual Donna ternyata disukai oleh teman-teman mereka yang notabene orang asli Belanda. Menyadari akan hal itu, berbekal modal Rp160 juta, Irmansyah dan Donna membuka stand makanan di pasar malam Belanda. Tak sia-sia, bersama tujuh orang karyawannya, bisnis tersebut banjir pembeli dan disukai oleh banyak orang.
Memberanikan diri keluar dari pekerjaan dan fokus berjualan
Pada tahun 2013, Donna memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya sebagai perawat. Ia fokus mengurus anak sambil memasak untuk jualan mereka. Beberapa tahun setelahnya, Irmansyah juga keluar dari pekerjaannya setelah merasa punya cukup bekal untuk fokus membuka warung. Warung tersebut akhirnya diberi nama Warung Anisah, yang berlokasi di Hilversum, kota kecil yang jaraknya sekitar 25 km dari Amsterdam.
Empat tahun kemudian, bisnisnya semakin menjanjikan karena mereka bisa membuka cabang lain di Breukelen dan Utreccht. Sayang, wabah Covid-19 membuat satu dari tiga warungnya harus tutup. Saat ini hanya ada dua warung yang ia punya.
Terkenal dengan menu andalan sate dan nasi padang
Warung Anisah ini terkenal dengan menu andalan sate padang dan nasi padang. Selain itu, minuman yang laris manis dan masuk list favorite menu adalah es teler durian dan es cendol. Tak hanya itu saja, ada pula kue basah seperti lupis dan kue bugis (ketan).
Pelanggan yang datang tak hanya dari Belanda saja, ada pula yang datang dari Italia, Swiss, Belgia, Denmark, Jerman, sampai Prancis. Mereka bahkan rela menempuh perjalanan 2-3 jam demi bisa menikmati masakan di Warung Anisah. Irmansyah mengungkapkan, selain berjualan misinya adalah memperkenalkan kuliner Indonesia kepada dunia.
Sejak pandemi Covid-19, warung masakan Indonesia miliknya ini terus memikirkan ide-ide kreatif. Tak hanya makan di tempat saja, Irmansyah bahkan menyediakan jasa pesan-antar untuk orang-orang yang ingin tetap menikmati masakannya sambil duduk santai di rumah.