Di Indonesia, kasus keracunan makanan kerap terjadi berulang kali. Ada yang disebabkan karena makanan sudah kadaluarsa, mengandung formalin atau bahan berbahaya lain, dan masih banyak faktor lagi. Yang keracunan pun juga beragam, mulai dari mereka yang datang ke resepsi pernikahan, makan di warung, sampai korban bencana alam atau pengungsi.
Salah satu penyebab keracunan juga terjadi karena jenis makanan itu sendiri. Kali ini misalnya, ada banyak sekali kasus keracunan setelah makan ikan. Bukan ikan beracun loh, namun jenis ikan yang sudah biasa dijadikan lauk. Kok bisa terjadi ya? Mari kita simak kasus-kasus keracunan ikan yang pernah terjadi dan heboh.
Makan ikan pindang untuk buka puasa, 19 orang mengeluh pusing dan mual
Puluhan warga kampung Bolengbang dan Pasirjambu, Dusun Ciangkrek, Desa Mekarasih, Kecamatan Simpenan, Sukabumi, tentu tidak menyangka jika mereka akan keracunan setelah makan ikan pindang atau cue saat buka puasa kala itu. Apalagi ikan tersebut mereka beli dari pedagang yang sudah biasa keliling di desa mereka.
Karena kejadian ini, polisi bergabung dengan tim BPBD, TNI, Dinkes, dan unsur lainnya untuk memantau kasus keracunan ini. Akibat kasus ini, sampel ikan cue yang diduga menjadi penyebab keracunan dikirim ke Dinas Kesehatan untuk diteliti. Sampai terakhir diberitakan, setidaknya 24 orang menjadi korban keracunan. Mereka umumnya mengeluhkan mual, muntah, pusing, diare, sakit di area ulu hati dan sakit kepala
Empat orang tewas setelah makan ikan buntal bersama-sama
Juni 2021 lalu, belasan warga Sikka mengalami keracunan ikan. Nahasnya, empat di antaranya meninggal dunia, sedang sisanya mendapatkan perawatan di rumah sakit. Ternyata keracunan ini terjadi karena mereka menyantap ikan buntal bersama-sama. Setelah makan, mereka mengalami pusing dan mual. Mereka pun langsung dilarikan ke RSUD Tc Hillers Maumere.
Atas insiden ini, setidaknya 13 orang keracunan dengan empat di antaranya meninggal dunia. Satu orang berinisial KO usia 44 tahun yang disebut memberikan ikan buntal yang dikenal beracun pada belasan orang ini, kemudian diamankan dan ditetapkan menjadi tersangka. Dengan bekal pasal 359 KUHP, tersangka terancam pidana penjara maksimal 5 tahun atau kurungan paling lama 1 tahun.
50 orang keracunan ikan tongkol yang dibeli di pasar
Ikan tongkol ternyata memiliki nutrisi yang cukup tinggi, bahkan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Mulai dari menjaga tekanan darah sampai kekuatan tulang. Tapi yang dirasakan oleh sekitar 50 orang di kecamatan Talamau, Pasaman Barat, Sumatra Barat ini sedikit berbeda. Setelah membeli ikan tongkol di pasar Talu, mereka justru keracunan.
Awalnya beberapa orang datang ke Puskesmas dengan keluhan mual, pusing, dan muntah. Kemudian angka pasien yang datang meningkat menjadi 35 bahkan 50 orang. Setelah diselidiki, mereka ternyata keracunan ikan tongkol yang diduga datang dari Sibolga, Sumatra Utara. Diduga kandungan histamin yang berlebih pada ikan menjadi penyebabnya.
Sahur dengan lele goreng, lima anggota banser keracunan
Saat itu, beberapa anggota Banser bertugas di sela-sela pendirian pos pengamanan atau pospam lebaran di Masjid Baitusalam, Kendal, Jawa Tengah. Menuju waktu sahur, mereka membeli lele goreng di warung dekat pos. Tak disangka, salah satu di antara mereka kemudian muntah. Beberapa anggota lainnya kemudian juga mengalami mual dan pusing.
Kelima anggota Banser ini kemudian dibawa ke Puskesmas. Setelah ditangani, diduga mereka mengalami keracunan lele goreng yang dibeli untuk sahur tersebut. Barang bukti berupa lele goreng yang belum dimakan, diamankan ke Polsek Brangsong. Ketua Banser Satkoryon Brangsong, Said Zain menyebutkan bahwa kemungkinan keracunan terjadi karena ikan yang busuk dan tidak segar.
Santap ikan tongkol saat malam tahun baru, ratusan orang keracunan
Awal 2020 lalu, Jember sempat heboh karena 410 orang mengalami keracunan setelah merayakan pesta malam tahun baru. Mereka dilarikan di 21 Puskesmas yang ada di Kabupaten Jember. Bahkan akibat insiden ini, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jember Dyah Kusworini menetapkan sistem kewaspadaan dini untuk KLB (Kejadian Luar Biasa). Ia meminta seluruh puskesmas untuk siaga memberikan penanganan pada korban.
Ternyata, keracunan massal tersebut terjadi akibat ikan tongkol tidak segar. Diperkirakan, ikan dibeli di siang hari kemudian dibawa jalan-jalan. Saat sampai rumah, ikan yang hanya dikemas dengan kresek tersebut baru diolah saat malam hari. Karena hal tersebut, ikan jadi memiliki kandungan histamin yang tinggi dan melebihi standar konsumsi.
BACA JUGA: Kenali Bahaya Sindrom Nasi Goreng, Keracunan Makanan yang Bisa Sebabkan Kematian
Keracunan ikan yang terjadi sering kali disebabkan karena ikan sudah busuk dan tidak lagi segar saat diolah. Untuk menghindarinya, kamu perlu tahu teliti ketika membeli olahan. Misalnya, perhatikan apakah ikan sudah berbau atau memiliki tekstur yang tidak biasa. Selain itu, jika membeli ikan segar di pasar atau pelelangan ikan, pastikan kamu menyimpannya dengan tepat terlebih jika tidak segera diolah.