KKN memang menjadi duri dalam daging di Indonesia. Negara ini sebenarnya kaya akan SDA dan SDM, namun karena kelakuan oknum pejabatnya yang membuatnya menderita. Banyak kasus besar yang terjadi dan banyak merugikan negara dengan jumlah luar biasa.
Seperti yang baru saja terjadi akhir-akhir ini di Probolinggo. Bupati dan suaminya ditangkap karena melakukan jual beli jabatan dengan harga yang luar biasa. Alhasil masyarakat dibuat gerah dan melakukan pengaduan pada KPK. Lalu bagaimana nasibnya? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Puluhan orang terlibat dalam kasus ini
OTT KPK yang dilakukan beberapa waktu yang lalu, rupanya menjaring banyak orang. Bukan hanya Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari (PTS) dan suaminya, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI fraksi Partai NasDem Hasan Aminuddin (HA), namun juga puluhan orang lainnya.
Total ada 22 orang yang saat ini berstatus tersangka dalam kasus ini dan 10 orang sudah ditangkap, termasuk Puput dan Hasan. Mereka terjerat kasus jual beli jabatan alias suap menyuap yang sangat merugikan negara dan rakyat. Laporan warga atas aksi inilah yang membuat KPK bergerak cepat agar KKN tidak menggerogoti para pejabat lainnya.
Jutaan rupiah untuk sebuah jabatan
Puput dan suaminya ternyata menggunakan jabatan kosong untuk melakukan korupsi. Alih-alih diisi oleh orang-orang berkompeten, yang ada malah mereka yang bayarlah yang bisa jadi pejabat negara. Dilansir dari laman Tempo, motif yang mereka lakukan adalah menarik uang dari para calon pejabat yang ingin mengisi posisi kepala desa yang kosong.
Pasangan suami istri ini meminta ASN untuk mendata dan mengumpulkan para calon, nantinya mereka akan dimintai uang Rp20 juta dan upeti penyewaan tanah kas desa dengan tarif Rp5 juta per hektar. Adanya praktik ini membuat banyak orang yang jadi curiga dan akhirnya melaporkannya.
Sering mutasi banyak pejabat bikin kecurigaan
Sebelum tertangkap oleh KPK, Bupati Probolinggo ini ternyata sudah sering melakukan mutasi pada pejabatnya. Ada kurang lebih 18 kali bawahannya yang dimutasi di berbagai posisi. Namun hal ini masih belum jelas, apakah berhubungan dengan kasus suap atau tidak. Pasalnya memang namanya mutasi adalah hal yang lumrah dalam pemerintahan untuk meningkatkan kualitas para ASN.
Terlepas dari semua itu, banyak warga yang mengaku puas dengan penangkapan ini. Ya, pasalnya dinasti pemerintahan di Probolinggo akhirnya runtuh dan praktik beli jabatan sudah tidak akan ditemui lagi. Masyarakat berharap ke depannya jabatan tinggi diisi oleh orang-orang yang memang berkompeten di bidangnya.
Parpol pendukung merasa malu atas hal tersebut
Lantaran anggotanya terlibat dalam kasus korupsi, parpol pendukung merasa sedih dan malu. Puput Tantriana dan suaminya sama-sama didukung oleh Nasdem untuk jadi pemimpin di daerahnya. Namun siapa sangka, amanat yang diberikan partai malah dikhianati. Banyak pemimpin partai yang mengaku sedih dengan penangkapan ini karena bisa ikut mencoreng nama partai.
Namun satu hal yang pasti adalah posisi dari kedua tersangka korupsi di partai yang terancam keluar. Hal ini karena Nasdem sebagai partai politik juga akan mengikuti SOP yang ada, di mana bila ada anggota yang korupsi harus mundur dari keanggotaan. Parpol pada dasarnya untuk kepentingan rakyat, sehingga harus bebas dari segala hal yang merugikan negara.
BACA JUGA: Jelas-jelas Rugikan Negara, Hukuman 5 Koruptor Ini Bukan Diperberat tapi Malah Dipangkas
Adanya jual beli jabatan ini memang sangat meresahkan. Posisi yang seharusnya diisi oleh mereka yang layak malah ditempati orang yang punya uang banyak. Kalau terus dibiarkan, bukanya maju negara malah bisa mengalami kerugian yang banyak.