Besok Indonesia akan masuk usia kemerdekaan yang ke-76. Namun sayangnya, sejak tahun lalu negara kita masih bergelut dengan masalah pandemi Covid-19 yang tak kunjung mereda. Belum selesai misi pemerataan vaksin, namun lonjakan kasus semakin meningkat. Hal ini membuat masyarakat mustahil bisa melakukan perayaan kemerdekaan. Jangankan membuat lomba-lomba semarak di perkampungan, bahkan keluar untuk melakukan hal yang tidak krusial saja tidak diperkenankan.
Masa PPKM memang membuat banyak pihak merasa terbebani. Di saat seperti ini, sungguh dirindukan masa-masa sebelum pandemi. Salah satu hal yang sangat dirindukan tentu saja penyelenggaraan lomba-lomba 17-an, misalnya saja panjat pinang. Kalau bahas soal panjat pinang, pernah kepikiran nggak soal asal usulnya? Mending simak ulasannya.
Sudah ada sejak zaman Belanda
Perlombaan panjat pinang mulai dilakukan sejak zaman penjajahan Belanda. Dulu perlombaan ini disebut de Klimmast yang artinya memanjat tiang. Dahulu, acara ini selalu dilaksanakan tiap tanggal 31 Agustus, tepatnya saat ulang tahun Ratu Belanda, Wilhelmina. Tak hanya itu, masyarakat Belanda juga membuat acara panjat pinang di momen-momen penting, seperti acara pernikahan, hajatan, dan lainnya.
Perlombaan yang sangat kelam
Sekarang ini, panjat pinang memang dikenal sebagai perlombaan yang sangat menyenangkan dan membawa kegembiraan. Namun berbeda dengan ketika Belanda masih menjajah Indonesia, masyarakat pribumi begitu sengsara, bahkan untuk makan saja sulit.
Sementara itu, tiap kali Belanda membuat perlombaan panjat pinang, mereka memberikan hadiah seperti gula, beras, tepung, roti, dan pakaian. Barang-barang tersebut sudah termasuk kemewahan bagi rakyat jelata yang hidup serba kekurangan. Tak heran jika mereka rela berebut, bahkan tak masalah jika berkali-kali jatuh. Sementara orang Belanda hanya menonton dan menertawakan para pribumi.
Tak hanya ada di Indonesia
Panjat pinang ternyata juga populer di Pujian, Guangdong, dan juga Taiwan. Hal itu berkaitan dengan Festival Hantu. Perlombaan itu bahkan sudah ada sejak Dinasti Ming. Lomba mirip panjat pinang ini dijadikan salah satu permainan tradisi di berbagai tempat di Taiwan.
Cara memainkannya sendiri juga hampir sama, yaitu membentuk regu untuk memanjat, demi mendapatkan hadiah yang digantung di bagian atas. Namun permainan tersebut kini berevolusi, menjadi satu bangunan dari pohon pinang dan kayu-kayu, yang puncaknya bisa sampai 3-4 tingkat bangunan gedung. Juara pertama di setiap regu, harus memanjat sampai puncak untuk mendapatkan gulungan merah yang ada di sana.
Bikin rindu momen Agustusan
Meski sebenarnya panjat pinang banyak ditentang karena sejarah yang memilukan, nyatanya tiap ada perayaan kemerdekaan, lomba satu ini selalu jadi favorit masyarakat. Tentu dengan memperhitungkan keamanan dengan membuat kubangan lumpur, sehingga masyarakat yang jatuh tidak akan sampai terluka ya.
Pandemi sejak tahun 2020 membuat negara kita sangat membatasi kegiatan, terlebih yang menimbulkan kerumunan. Hal itu yang membuat banyak dari kita merindukan momen semarak permainan panjat pinang. Kira-kira, kapan kegiatan ini bisa diadakan lagi ya?
BACA JUGA: 10 Meme Kocak Lomba Agustusan Greget yang Sukses Bikin yang Baca Ngakak
Itulah sedikit ulasan tentang sejarah panjat pinang, permainan seru khas Agustusan yang bikin rindu. Semoga masalah pandemi ini segera teratasi dan kita bisa merayakan kemerdekaan dengan perlombaan panjat pinang lagi.