Suka mencuri makanan sampai sabun, tikus udah lama jadi seteru abadi manusia. Bahkan bagi para petani binatang pengerat ini juga hama yang harus dibasmi lantaran berpotensi bikin gagal panen. Mungkin sebagian orang juga beranggapan kalau hewan berkantung tersebut nggak ada gunanya diciptakan selain hanya merusak. Padahal kalau dimanfaatkan bisa sangat membantu lho.
Eits, singkirkan jauh-jauh ide menjadikan hewan ini sebagai salah satu sumber makanan alternatif. Ada hal lain yang bisa dimanfaatkan dari tikus yakni penciumannya. Di Afrika, tikus-tikus dilatih untuk mendeteksi ranjau serta para penderita TBC. Keren kan?
Alih-alih jadi hama pengganggu, tikus di sini dianggap pahlawan karena udah menyelamatkan banyak nyawa. Seperti apa aksi tikus-tikus ini? Simak lewat ulasan berikut.
1. Pencetusan Program Pelatihan Tikus
Sama seperti di belahan dunia mana pun, di Afrika awalnya tikus dianggap hama yang merusak sehingga harus dibasmi. Namun berkat penelitian yang dilakukan oleh APOPO, diketahui kalau hewan pengerat ini punya kelebihan unik yang bisa membawa manfaat besar. APOPO sendiri adalah organisasi pelatihan tikus profesional yang didirikan oleh Bart Weetjens asal Belgia.
Awalnya sih Bart hanya melakukan kajian-kajian pustaka, hingga akhirnya ia berkesimpulan kalau tikus adalah hewan yang bisa dilatih, punya rasa sosial dan sebenarnya sangat pintar. Makanan favorit ular ini juga punya kemampuan mencium benda-benda eksplosif.
2. Menyelamatkan Warga dari Ranjau
Teori Bart pun diuji coba dengan membawa tikus-tikus yang udah terlatih tersebut ke Mozambique. Di negara ini udah banyak kasus fatal mengenai banyaknya ranjau darat yang mengenai warga. Para tikus terlatih ini pun melakukan tugasnya dan siapa yang menyangka kalau hasilnya luar biasa.
Hingga saat ini udah sekitar 13 ribuan ranjau ditemukan di area seluas 11 juta meter persegi. Awalnya jadi hama, mungkin sekarang warga Mozambique bakal berterimakasih kepada hewan pengerat ini.
3. Lebih Efisien daripada Anjing
Selain tikus, anjing juga dikenal sebagai detektor ranjau yang paling umum. Namun kalau dibandingkan, keduanya terpaut cukup jauh nih. Dilihat dari sisi efisien waktu, tikus ini mampu menyisir daerah sekitar 200 meter luasnya hanya dengan 20 menit aja. Manusia dengan detektor ranjau atau anjing bakal makan waktu setidaknya 4 harian. Keren nggak tuh!
Belum lagi dari sisi biaya yang membuat tikus jadi pilihan paling diandalkan. Setidaknya hanya dibutuhkan $6,900 untuk melatih hewan pengerat tersebut sampai jago. Bandingkan dengan biaya pengadaan detektor atau melatih anjing yang bakal menghabiskan belasan hingga puluhan ribu dollar.
4. Detektor Rajau Paling Sempurna
Selain dilihat dari biaya dan efisiensi waktu, ada berbagai hal lain yang membuat tikus jadi detektor ranjau paling sempurna. Salah satunya adalah berat tubuhnya yang sangat ringan. Yup, bobot yang nggak berat itu membuat tikus nggak bakal kenapa-kenapa ketika tanpa sengaja menginjak ranjau yang ditemukannya.
Sehingga nggak mengherankan kalau tidak ada satu pun kasus tikus mati lantaran meledak terkena ranjau temuannya sendiri. Hanya saja kelemahannya mungkin umur tikus yang jauh lebih pendek. Mengingat jumlahnya sangat banyak, kendala ini pun nggak terlalu berarti.
5. Bisa Dialihfungsikan
Nggak hanya untuk detektor ranjau, tikus juga sangat akurat mendeteksi korban TBC. Melalui berbagai pengujian di lab, bisa disimpulkan kalau hewan yang sebenarnya imut ini mampu mengenali korban TBC dengan sangat akurat.
Menurut APOPO, tikus-tikus hasil didikan ini udah berhasil mendeteksi sekitar 7000an kasus. Bisa dibilang kalau menggunakan tikus adalah lompatan besar di dunia medis, karena manfaat dari hasil deteksi dini ini bisa menyelamatkan para korban.
Nggak nyangka banget, hewan pengganggu ini bisa sangat berguna kalau dilatih dengan baik. Fakta unik lainnya, sama sekali nggak susah untuk membuat seekor tikus menjadi sangat mahir. Berbekal fakta unik ini, mungkin kamu bakal langsung berburu tikus nih. Bukan untuk dibunuh, tapi dilatih biar pinter!