Konflik bersenjata antara Azerbaijan dan Armenia yang memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh nyatanya bukan murni dilakukan oleh militer kedua negara. Ada dugaan campur tangan tentara bayaran alias mercenaries yang digunakan masing-masing pihak, meski hingga saat ini belum terbukti kebenarannya.
Konflik bersenjata yang melibatkan kekuatan militer dalam skala besar memang menjadi lahan basah bagi tentara bayaran asing. Umumnya, mereka dipasok oleh sebuah perusahaan yang menyebut dirinya sebagai kontraktor keamanan swasta. Siapa saja mereka dan bagaimana sepak terjangnya mewarnai konflik di berbagai belahan dunia?
Pasukan Dyn Corp yang berpengalaman dalam misi berbahaya
Pemilik pasukan bayaran paling terkenal di Amerika Serikat ini merupakan satu dari delapan perusahaan militer swasta yang kerap mendapat kontrak dari Departemen Luar Negeri AS. Salah satunya adalah menetap di Irak meski militer AS telah meninggalkan negeri tersebut. Selain itu, anggota Dyn Corp juga disewa untuk melucuti senjata pejuang di Somalia, Liberia, dan Sudan Selatan, menumpas milisi narkoba di Peru, dan kelompok pemberontak di Kolombia.
Ribuan personel dengan alutsista canggih ala personel Blackwater (Academi)
Di antara kontraktor pertahanan swasta Amerika Serikat, Blackwater dikenal lantaran fasilitas dan pasukannya yang luar biasa. Untuk mendukung operasionalnya, lembaga yang berganti nama menjadi Academi ini punya fasilitas pelatihan militer swasta seluas 7.000 hektare di North California, 20 ribu anggota aktif, puluhan alutsista seperti helikopter, jet tempur, dan kendaraan lapis baja. Selain beroperasi di Timur Tengah, anggota Blackwater atau Academi ini digunakan untuk kepentingan AS di dalam negeri.
Triple Canopy yang punya kontrak serupa dengan Dyn Corp
Mengamankan aset luar negeri Amerika Serikat di berbagai negara menjadi ladang bisnis bagi tentara bayaran besutan Triple Canopy. Lewat kontrak senilai $1,5 miliar, lembaga tersebut menempatkan 1.800 anggotanya untuk menggantikan militer AS di Irak. Hal ini kemudian diikuti oleh perusahaan lokal yang ikut-ikutan menggunakan jasa Triple Canopy. Selain di Irak, mereka juga disewa untuk mengamankan Kedubes AS di Haiti.
Aegis Defence Services bertugas mengawal perusahaan migas di berbagai negara
Berbeda dari perusahaan kontraktor keamanan swasta lainnya, Aegis Defence Services asal Inggris ini hanya diplot untuk menjaga aset berupa perusahaan migas, dan pemerintahan. Personelnya sendiri berjumlah sekitar 5.000 orang dan telah beroperasi di berbagai negara seperti Afghanistan dan Bahrain. Karena ikut melindungi aset pemerintah, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga dikabarkan menggunakan jasa keamanan Aegis.
Pasukan khusus bernama Armorgroup yang menjadi andalan Security Giant G4S
Reputasi kontraktor keamanan swasta Security Giant G4S dibangun lewat keberadaan pasukan khusus miliknya yang bernama Armorgroup. Lingkup kerjanya sendiri berkutat pada pengamanan perbankan, penjara swasta, bandara pribadi hingga terjun langsung ke medan konflik. Salah satu pada 2008 silam, Armorgroup menerjunkan 9.000 tentaranya untuk melindungi konvoi pasokan non militer di Irak. G4S punya 125 cabang di seluruh dunia.
BACA JUGA: 5 Fakta Gurkha, Pasukan Bayaran Paling Sangar yang Kiprahnya Mendunia
Mengambil contoh kasus pada konflik antara Azerbaijan dengan Armenia, sepak terjang tentara bayaran memang tidak kentara karena terkadang mereka ikut berbaur dengan pasukan reguler di lapangan. Hal ini pun masih sebatas isu dan dugaan semata atas keterlibatan mereka sebagai prajurit yang rela menyabung nyawa demi uang.