Tak pernah terpikirkan oleh Filsa Budi Ambia jika dirinya kelak berhasil meraih sukses lewat kepiting yang diolah menjadi peyek. Bisnis kuliner itulah yang berhasil mengubah kehidupannya menjadi lebih baik. Perjalanan usahanya yang dirintisnya itu lumayan berliku dan penuh perjuangan.
Jatuh bangun dirasakannya saat bergelut di dunia usaha. Filsa yang sempat menekuni profesi sebagai supir truk ini bahkan harus merasakan berkali-kali mengalami kebangkrutan. Beruntung, modal Rp100 ribu yang tersisa berhasil ia gunakan untuk mengembangkan bisnis yang kini membuatnya menjadi seorang miliarder.
Mantan supir truk yang mencoba peruntungan di dunia usaha
Filsa merupakan seorang perantauan asal Purwekerto, Banyumas, Jawa Tengah, yang mencoba mencari peruntungan di Balikpapan pada 2006 silam. Profesi pertamanya adalah supir truk di perusahaan tambang lokal. Sekian lama bekerja, Filsa merasa ingin lebih maju dari pekerjaannya saat itu. Menjadi pengusaha pun dipilih oleh dirinya meski minim pengalaman.
Berkali-kali bangkrut saat memulai sebuah bisnis
Filsa pun memilih mengundurkan diri dari perusahaan tempatnya bekerja dan memulai bisnis ayam goreng kalasan. Usaha pertamanya itu ditopang dari gajinya yang ditabung selama ini. Karena kurang pengalaman, bisnis pertamanya ini gulung tikar dan menyisakan sejumlah utang. Pada tahun 2012, ia kembali mencoba usaha martabak mini dan berhasil berkembang menjadi 35 gerai.
Tak menyerah dan bangkit dengan modal uang Rp100 ribu
Meski memiliki banyak gerai, ia justru tak merasakan untuk dari bisnis tersebut. Hal ini diperparah saat dirinya tertipu seseorang yang mengaku ingin berinvestasi di usaha martabak mininya. Kalut karena memiliki utang yang menumpuk, ia pun nekat menggadaikan mas kawinnya sebesar Rp1,5 juta. Semuanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya hingga hanya menyisakan uang Rp100 ribu.
Sukses mengolah kepiting menjadi kuliner peyek
Sisa uang Rp100 ribu yang dimilikinya kemudian diputar dengan cara meneruskan bisnis peyek kacang milik tetangganya. Karena hasilnya dirasa tak maksimal, ia pun mencoba berinovasi dengan membuat peyek dari bahan kepiting. Inovasinya ini ternyata berhasil dan bertahan hingga saat ini. Kesuksesan tersebut membuat Filsa terus berusaha membesarkan bisnisnya peyeknya dengan nama Kampoeng Timoer pada 2013.
Bisnis kuliner yang membuatnya jadi seorang pengusaha sukses
Lewat peyek Kampoeng Timoer, Filsa mampu menjual hingga ribuan bungkus dengan dengan omset mencapai ratusan juta per bulan. Produknya tersebut bahkan terus berkembang hingga memiliki beberapa varian rasa seperti Kepiting Original, Kepiting Lada Hitam, dan Kepiting Pedas, dengan harga sebesar Rp15 ribu hingga 27 ribu per bungkus. Usahanya itu juga membuat dirinya meraih penghargaan seperti Juara Nasional Wirausaha Muda Mandiri 2014, Juara 1 Festival Pangan Khas Balikpapan 2016, dan Marketeer of the year 2016.
BACA JUGA: Kisah Pria yang Berhasil Raup Miliaran Rupiah Hanya dari Bisnis Ikan Amis yang Terbuang
Berkat bisnis kuliner tersebut, kehidupan Filsa perlahan berubah. Selain usahanya yang semakin berkembang, ia juga aktif sebagai pembicara di acara seminar-seminar kewirausahaan dan berbagi kiat suksesnya sebagai pengusaha. Filsa juga menuangkan kisah hidupnya dalam sebuah buku yang berjudul “Meraup Duit Milyaran dengan kemasan cantik dan Brand yang Unik”. Luar biasa ya Sahabat Boombastis.