Hanya gara-gara sang anak susah diajari lewat pembelajaran secara online, pasangan suami istri masing-masing berinisial IS dan LH sampai hati menganiaya anaknya sendiri hingga meninggal dunia. Bocah yang masih duduk di bangku kelas 1 SD itu bahkan dikubur secara diam-diam dengan kondisi masih berpakaian lengkap.
Miris, tapi memang itulah kenyataan yang ada. Susahnya mengajari anak adalah salah satu tantangan saat belajar secara online. Siswa tak hanya harus menyiapkan diri untuk kegiatan daring tersebut, tapi juga memahami materi pembelajaran yang disampaikan. Lantas, apa saja tantangan yang harus dihadapi lewat sekolah online tersebut?
Adaptasi yang tidak mudah bagi para orang tua saat mendampingi anak belajar online
Belajar secara daring dari rumah membuat para orang tua memiliki kebiasaan baru, yakni meluangkan waktunya demi mendampingi anak-anak mereka. Sayangnya, tidak semua mampu melakukan hal tersebut karena memiliki tanggung jawab lain seperti bekerja, urusan rumah tangga, dan lainnya. Tantangan lainnya adalah kesiapan orang tua memahami kondisi sekaligus memotivasi anaknya agar tidak merasa jenuh.
Kesiapan sang anak memahami materi yang disampaikan
Mempersiapkan fisik dan mental anak sangat diperlukan agar proses belajar daring bisa dilakukan dengan baik. Salah satu tantangannya bisa datang dari lingkungan yang menyebabkan anak merasa stresdan jenuh. Belum lagi kebijakan belajar dari rumah dirasakan oleh mereka seperti isolasi yang berpotensi menimbulkan rasa cemas dan depresi. Ujung-ujungnya anak sulit berkonsentrasi dan tidak menangkap materi yang disampaikan.
Permasalahan teknis maupun yang bisa menjadi kendala
Proses pembelajaran secara daring tak lepas dari hal-hal teknis maupun non teknis. Seperti susah mendapatkan sinyal misalnya. Hal semacam ini tentu menyulitkan murid untuk menerima materi sehingga pihak sekolah terpaksa mendatangi mereka untuk bertatap muka secara langsung. Beberapa bahkan terpaksa belajar di area terbuka demi menangkap sinyal internet.
Kemampuan ekonomi orang tua menyediakan dana untuk membeli kuota
Tidak semua orang tua di Indonesia punya dana melimpah untuk membelikan anak-anak mereka kuota internet. Kasus semacam ini mulai terlihat saat proses belajar dari rumah mulai dilakukan karena pandemi Covid-19. Banyak dari orang tua yang kurang mampu harus berutang, atau bahkan menjual barang-barang miliknya demi membeli kuota internet agar sang anak bisa belajar secara online.
BACA JUGA: Rela Utang hingga Panjat Pohon, Begini Perjuangan Mereka untuk Bisa Belajar Online
Tantangan belajar secara online memang tak hanya dirasakan oleh para orang tua maupun anak. Para guru juga harus berjuang keras beradaptasi dengan metode mengajar gaya baru tersebut. Mulai dari mempersiapkan materi, memastikan anak didik memahami pelajaran yang disampaikan, hingga menjaga agar proses KBM berjalan dengan baik. Sungguh, semua itu butuh perjuangan dan bukan perkara yang mudah.