Siapa sangka jika salah seorang warga Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) bisa menciptakan sepeda listrik yang sukses menembus pasar internasional. Alat transportasi beroda dua yang diberi nama Le-Bui itu, dirancang oleh Gede Sukarma Jaya yang telah menekuni bisnisnya sejak empat tahun silam.
Meskipun berbasis lokal, konsumen yang memesan sepeda listrik buatannya justru banyak yang berasal dari luar negeri. Hal ini membuktikan bahwa kualitas yang dimiliki oleh Le-Bui diakui oleh dunia internasional. Tak heran jika keberadaannya kemudian viral di media sosial dan menarik minat banyak orang. Seperti apa bentuknya? Simak ulasan Boombastis berikut ini.
Sepeda listrik yang banyak diminati konsumen luar negeri
Meski buatan lokal, Le-Bui ternyata sukses menembus pasar luar negeri. Konsumennya pun berasal dari beberapa negara Eropa seperti Australia, Inggris, Norwegia, dan Amerika Serikat. Dengan persentase mencapai 70 persen. Sisanya merupakan konsumen dari dalam negeri. Khusus di pasar AS, Le-Bui dijual kembali di sana setelah diimpor dari Indonesia. Rata-rata pengiriman ke pasar luar negeri mencapai 4-6 unit per bulan.
Dua pilihan penggunaan sepeda
Keunikan Le-Bui sebagai sepeda listrik terdapat pada pilihan penggunaannya, yakni dikayuh manual dan menggunakan tuas gas. Saat dikayuh, otomatis akan menggerakkan sensor pada pedal yang membuat mesin listrik menyala. Ada pun jika menggunakan gas, ada dua jenis yang dipilih, yakni menggunakan thumb (jempol) dan twist (putar) seperti sepeda motor pada umumnya.
Spesifikasi Le-Bui
Salah satu model Le-Bui yang paling rumit adalah tipe Matador. Kendaraan roda dua tersebut dilengkapi baterai 72 volt 30 Ah dan dinamo motor 3.000 watt, yang membuatnya mampu melaju hingga kecepatan 90 km/jam. Dengan kondisi baterai penuh, Le-Bui bisa menempuh jarak sepanjang 0-90 kilometer.
Dijual mulai dari harga Rp16 juta hingga Rp55 juta
Menurut Gede, komponen seperti baterai dan motor listrik yang digunakan oleh Le-Bui masih diimpor dari luar negeri. Sementara untuk perlengkapan seperti velg, ban, pedal kayuh, hingga frame (rangka), sepenuhnya diproduksi dan dipasang di Lombok. Beberapa varian sepeda dibanderol sebesar Rp16 juta. Khusus untuk tipe Matador seperti yang dijelaskan di atas, harga yang dipatok mencapai Rp55 juta.
Mendapat perhatian dari Gubernur NTB
Le-Bui yang telah masuk pasar ekspor sejak 2016 silam, juga mendapat perhatian dari Gubernur NTB, Zulkieflimansyah, yang dalam waktu dekat akan memberi bantuan berupa stimulus bagi bisnis sepeda buatan Gede. Bahkan, ia diminta membuat sepeda listrik sebagai kendaraan dinas pemerintahan yang direncanakan pada 2021-2023.
BACA JUGA: 7 Sepeda Termahal di Dunia yang Harganya Melampaui Mobil Mewah
Melihat tingginya animo pemesan yang kebanyakan berasal dari luar negeri, secara tidak langsung Le-Bui telah menunjukkan kualitasnya sebagai sepeda listrik yang ramah lingkungan. Semoga saja, ke depannya lebih banyak konsumen Indonesia yang tertarik untuk menggunakan sepeda berteknologi tinggi tersebut. Hebat ya Sahabat Boombastis.