Perhatian dunia mungkin masih terlalu sibuk dengan alih fungsi Hagia Sophia yang telah diubah menjadi masjid beberapa waktu lalu. Namun, tak ada suara yang terlontar saat sebuah masjid kuno yang ada di Palestina diubah oleh pemerintah Israel menjadi sebuah bar pada 2019 silam.
Al Ahmar, masjid yang berusia berabad-abad itu di alihfungsikan menjadi sebuah bar dan ruang acara pada tahun 2019, oleh sebuah perusahaan Israel yang terkait dengan kota Safed. Tak ada yang menyoroti maupun memprotes hal tersebut. Baik dari UNESCO maupun negara-negara yang selama ini lantang menjaga warisan budayanya.
Padahal, Masjid Al Ahmar merupakan sebuah situs sejarah yang menjadi salah satu tonggak penting bagi peradaban Islam di Palestina. Keberadaannya juga berdampingan dengan tempat peribadatan lain di sana seperti Sinangog Yahudi maupun Gereja-gereja Nasrani. Sebuah simbol kerukunan antar umat beragama di masa lalu.
Menurut sejarawan lokal Kota Safed, Dr. Mustafa Abbasi yang dikutip dari Siasat (15/07/2020) mengatakan, Masjid yang dibangun pada 1276 ini, memiliki nilai sejarah dan arsitektur yang langka. Pendirinya adalah Mameluke Sultan Al Daher Baibars (1223-1277 M). Tak heran jika Masjid Al Ahmar bisa dibilang merupakan salah satu rumah ibadah umat Islam paling bersejarah di Timur Tengah.
Saat pecah konflik antara Israel dan Palestina, kaum Yahudi Zionis mendudukinya pada tahun 1948. Nama masjid pun sempat berubah dari masjid Al-Ahmar (Merah) menjadi Khan Al-Ahmaratau Khan al-Ahmarin, yang mengacu pada sebuah kota Palestina yang diduduki pasukan Israel di distrik Safed utara.
Israel pada awalnya mengubah Masjid Al-Ahmar menjadi sekolah Yahudi, dan kemudian diubah lagi sebagai pusat kampanye pemilihan oleh Partai Kadima yang dibentuk Partai Likud pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada tahun 2006 silam. Bangunan masjid juga sempat diubah menjadi toko dan gudang pakaian.
Hingga pada akhirnya, bangunan masjid berubah menjadi bar dan ruang pernikahan yang bertahan hingga saat ini. Dari sini telah terlihat, Israel memang berupaya keras menghilangkan identitas Palestina dengan melenyapkan situs-situs Islam bersejarah yang ada di sana. Terutama di daerah yang telah dikuasai oleh mereka.
Tak hanya Masjid Al-Ahmar, bangunan lainnya yang serupa seperti Masjid Yunani atau greek Mosque, juga diubah menjadi pusat galeri seni dan dilarang digunakan sebagai tempat salat. Padahal, rumah ibadah tersebut termasuk warisan sejarah peradaban Islam di Palestina lantaran telah didirikan sejak tahun 1319.
Alih fungsi Masjid Al Ahmar menjadi bar saat ini sejatinya sangat ironis lantaran dunia seakan tutup mata terhadap hal tersebut. Tak ada protes maupun kecaman – terutama dari negara-negara Barat dan organisasinya, yang notabene mengklaim diri sebagai penjaga situs warisan dunia. Namun, lain cerita jika Hagia Sophia yang kini diubah menjadi masjid oleh Turki.
Tak kurang dari negara-negara Barat yang memiliki pengaruh seperti Uni Eropa, Amerika Serikat, Rusia, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), hingga Paus Fransiskus di Vatikan dan komunitas Gereja Kristen Ortodoks, lantang bersuara mengecam tindakan pemerintah Turki tersebut.
BACA JUGA: Kisah Hagia Sophia yang Kini Diributkan Turki dan Yunani Setelah Resmi Dijadikan Masjid
Entah kenapa dunia Barat dan organisasinya seakan tutup mata jika menyangkut soal Palestina dan semua hal yang terjadi di dalamnya. Uniknya, mereka bakal bereaksi keras jika ada negara mayoritas Muslim seperti Turki saat hendak menunjukkan kedaulatannya pada Hagia Sophia beberapa waktu lalu.