Sikap ulet dan pantang menyerah, menjadikan sosok Lany Siswadi kini dikenal luas sebagai ikon dari merek Sambal Bu Rudy yang legendaris. Sebelum menjadi seorang pengusaha di bidang kuliner, wanita asal Madiun, Jawa Timur harus melewati kehidupan yang cukup keras di masa lalunya.
Sempat putus sekolah saat berada di perantauan, membuat Lany memutar otak agar bisa bertahan. Saat itu, ia harus bekerja keras membanting tulang membantu ibunya karena mereka hanya tinggal berdua. Mulai dari berjualan di toko hingga akhirnya menekuni usaha kuliner yang menjadi gerbang kesuksesannya di masa depan.
Putus sekolah dan berjualan sepatu di Surabaya
Kehidupan yang keras dan penuh perjuangan menjadi awal bagi seorang Lany Siswadi saat memutuskan untuk merantau ke Kota Pahlawan Surabaya, Jawa Timur. Bersama sang ibu, ia ke sana dengan niatan ingin melanjutkan pendidikannya. Apa daya, kondisi perekonomian yang sulit pada saat itu membuat Lany terpaksa merelakan studinya di sekolah dasar.
Tak ingin berpangku tangan, ia pun berusaha membantu sang ibu semampunya dengan menjadi penjaga toko. Pada tahun 1978, ia kemudian menikah dengan seorang pria bernama Rudy. Berkat Kerja keras dan dukungan sang suami, membuat Lany berhasil membuka usaha toko sepatu di Pasar Turi, Surabaya sebagai nafkah sehari-hari.
Banting setir tekuni usaha kuliner yang menghasilkan sambal legendaris racikannya
Pada tahun 2000, peristiwa kebakaran di Pasar Turi turut melenyapkan bisnis Lany pada saat itu. Beruntung, Lany saat itu memiliki usaha sampingan di bidang kuliner dengan berjualan masakan khas Madiun. Setelah bisnis sepatu enggan diteruskannya, ia mulai fokus berjualan makanan.
Sementara itu, ide sambal yang kelak bernama Sambal Bu Rudy yang legendaris itu terinspirasi dari sang suami yang hobi memancing, yang kerap membawa pulang udang ke rumah. Ia pun mencoba bereksperimen dengan mencampur udang dan sambal racikannya. Berawal dari coba-coba tersebut, ia akhirnya mendapat dukungan kerabatnya untuk menjual sambal buatannya.
Sambal legendaris yang meraih omset miliaran rupiah
Sambal udang racikannya itu kemudian dipadukan dengan usaha nasi pecel khas Madiun miliknya. Setahun kemudian, tepatnya pada 2001, Lany mencoba menjual sambal buatannya dalam kemasan botol dengan warna tutup yang berbeda-beda, yakni sambal terasi (merah), sambal bawang (kuning), sambal pedas (hijau). Seiring berjalannya waktu, sambal buatannya semakin laris dan dikenal oleh masyarakat.
Dilansir dari Kumparan (22/04/2020), bisnis yang kemudian dinamakan Sambal Bu Rudy itu berhasil meraih omset hingga Rp 2 miliar dan telah tersebar ke seluruh penjuru Indonesia. Hal ini tak lepas dari kerja kerasnya di masa lalu serta inovasi yang dilakukannya saat pertama meracik sambal udang tersebut.
Kunci sukses dari seorang Lany Siswandi
Sudah lebih dari 20 tahun seorang Lany Siswandi bergelut dengan usaha kuliner yang membesarkan namanya. Tepat di usia 24 tahun, bisnisnya mengalami sedikit perombakan dari segi merek agar terlihat lebih segar dan elegan. Lantas apa rahasianya hingga ia berhasil membesarkan bisnis tersebut?
Kuncinya ternyata ada pada inovasi dari sisi menu pada bisnis kuliner yang dikelolanya, serta menciptakan iklim kerja antar karyawan dengan suasana yang penuh dengan rasa kekeluargaan. “Kunci sukses menurut saya adalah mengenal karyawan saya dari bawah,” ucapnya yang dikutip dari Times Indonesia (01/07/2019).
BACA JUGA: Tak Lulus SD, Pedagang Es Krim Ini Bikin Takjub Gara-Gara Usahanya Beromset 500 Juta per Bulan
Usaha kuliner yang dulu dirintisnya kini semakin berkembang pesat dengan pertumbuhan usaha yang luar biasa. Begitu pula merek Sambel Bu Rudy racikannya yang merambah hingga ke luar negeri. Satu hal yang bisa petik dari kisah suksesnya adalah, tak mudah menyerah dengan keadaan dan mau untuk berinovasi menghasilkan sesuatu yang baru. Luar biasa ya Sahabat Boombastis.