Jauh dari hingar bingar keramaian layaknya sebuah perkotaan modern, Bhutan ternyata dinobatkan sebagai negara Asia yang paling bahagia di dunia. Aneh tapi nyata, namun itulah realita yang ada. Sempat menjadi sorotan oleh Asian Development Bank (ADB) beberapa waktu lalu, Bhutan ternyata menyimpan sebuah fakta yang menarik.
Jika negara-negara di dunia berlomba-lomba menghitung pertumbuhan ekonominya dengan Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai tolak ukur, maka Bhutan melakukan cara lain, yakni menggunakan rasio Gross National Hapiness (GNH) atau tingkat kebahagiaan yang dirasakan masyarakatnya. Selengkapnya, simak ulasan berikut ini.
Keseimbangan adalah kunci dari kebahagiaan yang ada
Keseimbangan adalah salah satu kunci utama mengapa Bhutan bisa menjadi negara yang paling bahagia di dunia. Mulai dari lingkungan, perekonomian, kebutuhan masyarakat, pembangunan yang tepat sasaran, hingga jalannya pemerintahan. Dari sini, mereka mampu menyeimbangkan antara kehidupan beragama dan duniawi.
Bahkan dalam soal lingkungan, pemerintah Bhutan juga memiliki hitungan dan rencana tersendiri. Semua dilakukan secara cermat agar tak merusak alam yang telah ada. Untuk itu, mereka dengan tangan terbuka menyambut investasi dari India yang membangun proyek hydropower bertenaga 336 Mega Watt, yang dikutip dari Real Clear World (09/10/2009).
Kebijakan pemerintah yang menciptakan lingkungan yang bahagia bagi masyarakat
Kebahagiaan masyarakat merupakan salah satu tujuan utama yang dilakukan oleh pemerintah Bhutan. Untuk itu, mereka berusaha menciptakan kondisi yang mendukung, seperti fasilitas kesehatan yang gratis untuk warganya, hingga kepedulian soal lingkungan sekitar.
Dilansir dari Lifehack, hutan, hewan, dan tumbuh-tumbuhan dilindungi dengan ketat dan masuk dalam pengawasan pemerintah. Tak salah jika pihak berwenang setempat mengumumkan bahwa 60 persen hutan di wilayah Bhutan dinyatakan aman dari Deforestasi atau kerusakan.
Peduli pada alam dan kondisinya
Kemewahan berupa materi bukanlah tujuan hidup dari masyarakat Bhutan yang mayoritas merupakan penganut agama Budha. Selain nilai-nilai kemanusiaan yang ditanamkan sejak dini, mereka lebih diarahkan untuk menciptakan iklim masyarakat yang baik lewat pendekatan lingkungan, dan manusianya.
Sejak tahun 2013 silam, pemerintah Bhutan mencanangkan penanaman tanaman organik yang sesuai dengan alam, penggunaan sumber energi yang ramah lingkungan dan tak meninggalkan polusi. Karena 60 persen wilayah Bhutan adalah hutan, negara tersebut bebas dari pencemaran udara.
BACA JUGA: Raja Bhutan Ini Rela Menanti 14 Tahun untuk Menikahi Kekasihnya yang Rakyat Biasa
Dengan menerapkan keseimbangan dalam segala aspek, tak salah jika Bhutan menjadi negara paling bahagia di dunia. Dengan kondisi alam yang ditata sedemikian rupa, hal tersebut juga didukung dengan kebijakan pemerintah yang pro kepada rakyat, dengan cara saling mendukung satu sama lainnya. Mudah-mudahan Indonesia juga bisa meniru cara yang ditempuh oleh Bhutan.