Belakangan tantangan dari aplikasi Tik Tok yang bernama Skull Breaker Challenge tengah viral dan banyak dicoba oleh anak-anak muda. Mendengar dari namanya saja, jelas bahwa gerakan yang satu ini melibatkan salah satu tulang di bagian tubuh, yang nantinya entah diremukan atau dibenturkan pada benda yang keras (breaker).
Jelas, tantangan yang satu ini sangat berbahaya dan bisa menyebabkan cedera serius. Karena menimbulkan dampak yang serius, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melakukan pemantauan secara siber di aplikasi Tik Tok. Lantas, bahaya seperti apa yang bisa ditimbulkan?
Menimbulkan serangkaian cedera fisik yang sangat serius
Skull Breaker Challenge merupakan sebuah tantangan yang dilakukan oleh tiga orang, di mana mereka melompat secara bersamaan dan berpura-pura melakukan prank pada salah seorang hingga terjatuh. Pada sisi inilah bahaya yang sebenarnya terjadi. Mereka yang menjadi korban, tubuhnya akan jatuh terbentur permukaan yang keras.
Bahaya yang mengintai pun bermacam-macam jenisnya. Dilansir dari CNNIndonesia.com (17/02/2020), tubuh yang terbentur berpotensi terkena patah tulang, pendarahan di dalam tubuh, kelumpuhan, bahkan yang paling fatal adalah kematian. Hal ini terjadi lantaran bagian vital tubuh mengalami trauma serius akibat benturan.
Berpotensi kehilangan nyawa
Seperti yang telah disinggung di atas, kematian menjadi salah satu sebab mengapa tantangan skull breaker challenge sangat berbahaya untuk dilakukan. Saat terjatuh, tubuh atau tulang (skull) yang terbentur (breaker) bakal mengalami cedera serius. Terlebih jika yang disasar adalah kepala, efeknya tentu sungguh mematikan.
Risiko patah tulang dan pendarahan adalah salah satu efek buruk dari sekian ancaman lainnya yang ada pada skull breaker challenge. Tak heran jika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melakukan patroli siber menggunakan mesin AIS untuk mencegah konten-konten yang memuat tantangan tersebut.
Menyebarkan sesuatu yang buruk pada orang lain dan juga aplikasi
Tik Tok pernah mendapat masalah pada awal-awal booming di Indonesia beberapa waktu lalu, yang kemudian berujung pemblokiran oleh pemerintah. Meski demikian, aplikasi tersebut akhirnya diizinkan kembali beroperasi. Berkaca dari hal tersebut, sudah sepatutnya jika tantangan berbahaya macam skull breaker challenge tak perlu ada di dalamnya.
Bukan apa-apa, hal tersebut tentu akan memberikan citra buruk Tik Tok yang seolah-olah dianggap menyebarkan hal negatif. Bukan aplikasinya, tapi para pengguna yang kadang bertindak kelewat batas hanya demi viral dan like semata. Padahal, aplikasi tersebut bisa digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat. Khususnya mengeksplorasi kreatifitas dalam penggunaannya.
BACA JUGA: Meski Membahayakan, 4 Challenge Ngawur Ini Pernah Viral di Indonesia
Menggunakan aplikasi seperti Tik Tok di atas sejatinya tidak ada masalah jika dilakukan secara proporsional dan sewajarnya. Soal tantangan seperti Skull Breaker Challenge di atas, tentu ada baiknya jika ditinggalkan. Bukan apa-apa, karena keselamatan jiwa lebih penting dari sekedar ingin viral dan eksis di dunia maya.