Kemiskinan memang menjadi sebuah permasalahan sosial klasik yang kerap terjadi di negara-negara berkembang. Khususnya di ASEAN, Indonesia juga merasakan hal tersebut dari zaman ke zaman. Tak sendiri, negara tetangga Malaysia pun tak luput dari yang namanya kemiskinan.
Uniknya, Negeri Jiran itu sempat menjadi sorotan dunia lantaran melaporkan data yang salah soal kemiskinan di negerinya. Hal tersebut terkuak setelah pernyataan pemerintah setempat terkait pengentasan kemiskinan, tak sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Realita yang ada pun sangat mengejutkan banyak pihak.
Salah sajikan data kemiskinan karena menggunakan metode ‘jadul’
Kesalahan ini bermula saat pemerintah Malaysia dengan bangganya telah berhasil memberantas kemiskinan di negerinya. Sayang, hal tersebut berakibat fatal lantaran laporan yang disajikan tidak akurat dan bukan mencerminkan realita sebenarnya di lapangan. Malu? Sudah pasti.
Hal ini kemudian diperparah dengan temuan bahwa pemerintah Malaysia menggunakan metode ‘jadul’ untuk mengukur tingkat kemiskinan. Dilansir dari Kumparan.com (23/08/2019), biaya sebesar 980 ringgit atau sekitar Rp 3,3 juta perbulan yang menjadi kebutuhan rumah tangga, menjadi tolak ukur garis kemiskinan nasional di Malaysia. Jelas, hal ini terasa tidak masuk akal.
Disorot peneliti PBB karena laporan kemiskinan berbeda dengan fakta di lapangan
Pada sisi lain, laporan soal kemiskinan tersebut juga disoroti oleh Peneliti PBB untuk Hak Asasi Manusia dan Kemiskinan, Philip Alston. Selain perhitungan yang dianggap telah ketinggalan zaman, angka yang dihasilkan pun berbeda dengan fakta di lapangan. Pada 1970, angka kemiskinan sebesar 49%, dilaporkan turun menjadi 0,4% di tahun 2016.
Namun kenyataanya, angka-angka tersebut ternyata salah besar. Setelah diteliti oleh kelompok independen, baru diketahui angka sebenarnya adalah sekitar 15%. Sangat jauh dari angka sebelumnya yang sebesar 0,4%. Masalah ini pula disoroti oleh Presiden Partai Keadilan Rakyat , Anwar Ibrahim. “Ini untuk membantu Pakatan Harapan merancang program ekonomi yang positif terutama untuk grup pendapat rendah,” kata Anwar yang dikutip dari Dunia.tempo.co (26/08/2019).
Beberapa kisah kemiskinan yang ada di Negeri Jiran
Selain data yang tak sesuai kenyataan, ada beberapa kisah tentang kemiskinan di Malaysia yang menyayat hati. Seperti nasib 3 adik-kakak yatim piatu di daerah Kelantan yang bertahan hidup menggunakan air limbah untuk memasak, keberadaan dapur umum bernama Pit Stop yang membagikan makanan gratis untuk para gelandangan di jalanan, hingga, mereka yang terlunta-lunta harus tidur di ruang publik.
Dilansir dari Kapital.my (15/10/2018), ada lebih dari satu juta rakyat Malaysia berada di dalam jerat kemiskinan meski sempat diberitakan rendah dalam beberapa tahun terakhir. Dari statistik yang ada, hampir terdapat 3 juta penduduk miskin pada tahun 2016, dari sebelumnya yang kurang 2 juta penduduk miskin pada tahun 1995.
BACA JUGA: 7 Fakta Miris Tentang Kemiskinan Dunia ini Akan Membuatmu Menghargai Sebutir Nasi
Lesunya kegiatan perekonomian dunia juga bisa menjadi dampak yang besar bagi negara-negara berkembang di ASEAN, khususnya Malaysia. Bahkan, Negeri Jiran itu sempat melakukan sebuah tindakan yang menjadi sorotan dunia, yakni penyajian data soal kemiskinan yang ternyata jauh berbeda dengan fakta yang ada di lapangan.