Nama lengkapnya adalah Christiaan Snouck Hurgronje. Ia merupakan seorang Belanda yang penuh kontroversi bagi rakyat Aceh. Namun, di mata orang-orang Belanda, Snouck adalah seorang pahlawan. Ia merupakan Penasehat Urusan Pribumi untuk pemerintah kolonial Hindia Belanda (sekarang Indonesia).
Hidup Snouck ini sendiri sangat padat; ia seorang ilmuwan, tentara, mata-mata, melakukan intrik-intrik, menyidik seperti polisi. Kisah kehidupan Snouck sendiri banyak diceritakan dalam literatur Indonesia. Secara singkat dan padat, berikut ini kisah yang akan Boombastis.com ulas.
Snouck yang lahir dari keluarga Yahudi
Snouck lahir dari keluarga besar berdarah Yahudi dan agamis. Kemudian mereka berasimilasi, dan menjadi Protestan yang taat. Ayahnya, Christian de Visser, seorang Pendeta. Sedangkan kakek dari pihak Ibunya, DS. J. Scharp, adalah penginjil di Rotterdam.
Snouck sendiri sempat masuk Islam untuk menjalankan misi rahasia yang ia dapat dari pemerintah Belanda, untuk melumpuhkan perlawanan rakyat Indonesia –khususnya Aceh.
Mempelajari agama Islam sampai ke Makkah
Pada masa penjajahan Belanda, haji adalah aktivitas yang sangat dipantau oleh para kolonial. Mereka sangat takut kalau jamaah haji yang pergi ke Makkah akan dipengaruhi oleh para pemberontak. Untuk itulah, Snouck yang ketika itu paham dan memang mempelajari segala hal tentang Islam dilirik dan ditawari langsung belajar Islam langsung di Makkah.
Namun, saat itu Snouck bukanlah seorang muslim, sehingga demi lancarnya misi ini ia harus bersyahadat terlebih dahulu. Sesaat setelah tinggal di Jeddah, ia pun bersyahadat di hadapan qadi (hakim) bernama Isma’il Agha, berikut dua orang saksi.
Snouck dalam benak masyarakat Aceh
Tujuan Belanda membiayai Snouck tak lain untuk menaklukkan rakyat Aceh. Oleh karena itu, di Makkah, Snouck belajar kepada Habib Abdoerahman Az-Zahir, ulama Makkah yang pernah pergi ke Aceh.
Habib Abdoerahman bersedia menerima Snouck sebagai murid karena ia mengaku ingin membantu orang Aceh melawan penjajahan Belanda. Belajar di Makkah, barulah Snouck pulang dan melancarkan misinya untuk menaklukkan rakyat Aceh.
Snouck yang tak bisa merevolusi rakyat Aceh
Meskipun sudah bersyahadat di depan ulama Aceh, datang dengan cara baik-baik dan seolah menjadi orang yang anti-Belanda, nyatanya Snouck tak berhasil membuat revolusi di Aceh.
Yang ada, ia membuat dirinya sendiri dikenal oleh dunia sebagai mata-mata dan juga orang yang berpura-pura masuk Islam demi mewujudkan keinginan Belanda menaklukkan wilayah Aceh –yang sudah membuat Belanda menyerah.
Pemikiran Snouck yang hidup hingga saat ini
Melansir kumparan.com, gerilya Snouck dalam penyamarannya sebagai agen Belanda, membarengi kepada pemikiran yang kian subur di kalangan umat Islam. Tak sedikit orang Islam menutup mata soal politik.
Kemudian hanya memusatkan diri pada ritual ibadah semata–versi ajaran Islam yang direstui Belanda zaman penjajahan. Lantas menuding sesama yang berikhtiar menuntut ilmu Islam dengan kaffah (sempurna) sebagai ekstrimis.
BACA JUGA: 5 Fakta Mengejutkan Dibalik Penjajahan Belanda yang Wajib Kamu Ketahui
Oleh karena itu, jika melihat pada kita yang sekarang, maka mungkin yang ada di pikiran manusia adalah nasihat warisan dari Snouck Hurgronje. Snouck menanamkan pikiran untuk memisahkan agama dari seluruh sendi kehidupan, entah itu dari politik, ekonomi, dan sendi kehidupan yang lain.