Pernah mendengar nama Kepiting Alaska? Kepiting ini terkenal karena harganya yang sangat mahal. Yap, di salah satu restoran seafood paling tersohor di Jakarta, The Holy Crab bisa dihargai 1-1.2 juta per kilo. Sedangkan untuk menu Live King Crab dibanderol sebesar 4 juta per 2 kilonya. Mahal banget enggak tuh, gaes?
Usut punya usut, bukan tanpa sebab kepiting ini mahal harganya. Di samping habitatnya yang memang hidup di perairan Alaska, untuk mendapatkan satu ekor kepiting ini saja nyawa menjadi taruhannya. Jadi, enggak heran kalau kemudian ia dijual dengan harga selangit.
Habitatnya di perairan lepas pantai Alaska

Waktu tangkap yang hanya berlangsung selama 4-5 hari saja

Para penangkapnya yang mempertaruhkan nyawa
https://www.youtube.com/watch?v=tH-ExVEgWzI
Pada bulan Oktober-Januari ini cuaca Alaska sedang ekstrem-ekstremnya, sehingga para penangkap kepiting harus sangat hati-hati. Cuaca yang ekstrem ini menyebabkan ombak-ombak di laut lepas mengamuk. Petir, badai, bongkahan es, dan hujan lebat menjadi sahabat para nelayan. Mereka bisa saja kehilangan nyawa saat sedang bertugas memburu para Alaskan Crab. Melansir dari website howstuffworks dalam artikel ‘How Rough Waves Work’, pada tahun 2007, total 128 dari 100.000 nelayan meninggal saat menangkap Kepiting Raja Alaska. Kematian para nelayan ini disebabkan karena ganasnya cuaca perairan Alaska yang menghantam kapal-kapal mereka.
Sajian yang sudah menjadi menu akan menambah mahal harganya

BACA JUGA: Deretan Pekerjaan dengan Gaji Termahal di Dunia, Ada yang Sehari dapat Semilyar!
Itulah hal yang menyebabkan kepiting Alaska dihargai selangit, karena ada banyak sekali pengorbanan di dalamnya. Fakta unik lain adalah, para pekerja yang bertaruh nyawa ini juga dibayar sangat mahal loh. Setiap bulan, mereka bisa diberikan gaji sebesar 20 ribu USD atau sekitar 244 juta rupiah.