Seorang ibu seharusnya memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya. Namun, fakta yang ada, tak semua bisa melakukan hal itu. Salah satunya adalah kelakuan ibu dan anak lelakinya di Padang, Sumatera Barat, yang berusaha membuka bisnis esek-esek bersama. Ibunya berlaku sebagai germo, sedangkan anak lelakinya mencari wanita yang akan diserahkan kepada lelaki hidung belang.
Untuk menutupi usahanya ini, ia menjajakan Lontong Malam yang buka hingga subuh hari. Namun, sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga. Setelah berpuluh tahun bergelut bisnis lendir ini, kedua pelaku akhirnya diamankan.
Usaha yang sudah dilakukan selama kurang lebih 10 tahun
Melansir tagar.id, usaha yang dilakukan oleh H (54) dan anak lelakinya D (30) ini sudah berjalan kurang lebih 10 tahun. Namun, warga sekitar tak terlalu mencampuri urusan mereka karena konon ada ‘orang berkuasa’ di balik bisnis itu. Untuk menutupi bisnis esek-esek ini, H menjual lontong di depan rumahnya –yang buka hingga subuh hari.
Rumah yang pernah dijadikan tempat pijat
Warga sekitar memang mengaku sering melihat lelaki dan perempuan yang masuk ke sana. namun, sang pemilik awalnya mengaku kalau tempat tersebut hanyalah tempat pijat saja. “Sudah bertahun, di dalam rumah banyak ada 5 sampai 6 kamar. Dulu pijat tapi ternyata ada aktivitas lainnya. Orang sini sudah tahu, tapi enggak tahulah, bekingannya kuat,” ucap warga sekitar, melansir dari tagar.id.
Penggerebekan yang sudah dilakukan oleh Satpol PP
H sendiri sebagai pemilik usaha adalah orang yang sangat tertutup dan jarang berinteraksi dengan warga sekitar, meskipun dirinya memang asli penduduk daerah itu. Setiap hari, rumah tingkat H (yang sekaligus dipakai untuk bisnis haram itu) juga selalu tertutup rapat. Namun, hampir semua warga tau kalau tempat tersebut sudah pernah digerebek oleh Satpol PP. Sayang, tak lama berselang, ia kembali mendatangkan perempuan dan lelaki untuk melakukan aktivitas ‘haram’ mereka. Pernah juga diancam akan dibakar oleh warga sekitar, karena saking geramnya.
Terendus oleh polisi dan diamankan
Oleh H, setiap wanita sewaan rata-rata dihargai 300 ribu rupiah. Setelah sekian lama melanglang buana, akhirnya bisnis kotor ini pun terendus oleh polisi. Polisi melakukan penyelidikan, polisi pun menggerebek lokasi tindak prostitusi itu pada Jumat 10 Januari 2020. Di dalamnya, polisi mengamankan dua pelaku sebagai otak bisnis serta tiga wanita yang ditetapkan sebagai korban dalam Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Bahkan, salah satu di antara mereka ada perempuan yang masih di bawah umur.
BACA JUGA: 4 Fakta di Balik Prostitusi Online yang Seret Nama Finalis Putri Pariwisata 2016
Dengan adanya kejadian ini, pihak kepolisian sudah mengimbau kepada warga agar melaporkan setiap tindakan yang dinilai mencurigakan. Tak hanya di Padang saja, kamu bisa melakukan hal ini, seandainya terjadi di lingkunganmu. Namun, jangan membuat laporan tanpa ada bukti terlebih dahulu ya!