Siapa pun pasti tak meragukan Facebook sebagai salah satu media sosial yang populer di Indonesia. Berdasarkan riset dari perusahaan media We Are Social yang bekerja sama dengan Hootsuite dalam “Hootsuite (We are Social): Indonesian Digital Report 2019” memperlihatkan, pengguna Facebook di Indonesia mencapai 81 persen (Sumber).
Meski demikian, platform media sosial tersebut sempat diramalkan bakal menjadi ‘kuburan massal’ secara virtual terbesar di dunia. Hal ini sendiri disebabkan akan ada lebih banyak profil orang meninggal ketimbang yang hidup. Temuan mengejutkan ini dilakukan oleh para peneliti dari University of Massachusetts, Amerika Serikat, pada 2016 silam.
Salah satu peneliti Hachem Sadikki dalam laporannya yang dilansir Daily Mail mengatakan, media sosial besutan Mark Zuckerberg itu bakal jadi kuburan virtual pada 2098 mendatang. Terlebih Facebook kini telah memiliki 2.45 miliar pengguna akif, merujuk data yang dikeluarkan oleh Facebook’s official investor relations information pada October 30, 2019.
“Jejaring sosial Facebook yang saat ini punya 1,5 miliar pengguna, pada 2098 bisa berubah menjadi pemakaman virtual terbesar di dunia,” ujar Hachem Sadikki dalam laporannya yang dilansir Daily Mail, Selasa (8/3/2016). Jika saat pada ini merupakan tahun 2019, itu artinya proses Facebook menjadi kuburan massal virtual sedang berjalan selama 79 tahun dari sekarang.
Penelitan ini tentu memiliki alasan yang kuat, sehingga prediksi soal kuburan massal secara virtual tersebut terlontar dari para peneliti. Salah satunya disebabkan adanya penolakan dari pihak Facebook untuk menghapus akun pengguna yang telah meninggal secara otomatis dari keanggotaan website mereka. Hal ini terlihat dari mereka yang telah meninggal, akunnya tidak dihapus dan diubah menjadi halaman ‘memorialised’ alias ‘mengenang’.
Alhasil, Satu satu cara untuk menghapus akun tersebut adalah, dengan cara memiliki kata sandi dari yang telah meninggal, kemudian masuk dan dihapus dari keanggotaan Facebook. Meski demikian, media sosial tersebut juga berusaha memecahkan masalah tersebut dengan meminta pengguna untuk menunjuk ‘Kontak Warisan’, yang dikenal semacam pelaksana wasiat online sang pemilik akun sebelum mereka mati.
Tak hanya itu, pada Kontak Legacy (ahli waris) dapat mengelola halaman setelah Anda meninggal dengan menulis satu posting terakhir, dan diberi akses untuk menyetujui permintaan teman baru. Pada informasi kontak, ahli waris juga dapat memperbarui sampul dan foto profil dari pemilik akun yang meninggal sesuai permintaan.
Di lain sisi, Jumlah orang yang meninggal di Facebook tumbuh dengan cepat. Pada 2012, hanya delapan tahun setelah platform diluncurkan, 30 juta pengguna media sosial tersebut telah wafat. Beberapa perkiraan mengklaim lebih dari 8.000 pengguna meninggal setiap hari. Yang mengerikan, akan ada lebih banyakpengguna Facebook yang mati daripada yang hidup. Jelas, Facebook akan menjadi kuburan digital yang terus berkembang dan tak terbendung.
BACA JUGA: Ngeri! Inilah Sisi Gelap Facebook yang Banyak Tersebar di Masyarakat Indonesia
Melihat fenomena semacam ini, ada baiknya jika kita mulai menata diri kita. Termasuk saat bersosial media. Semua postingan yang telah diunggah, kelak akan menjadi rekam jejak digital yang akan terus ada selamanya meski sang pemilik telah tiada. Ngeri juga ya Sahabat Boombastis.