“Everybody loves Indomie”, semua orang suka makan mie instan. Apalagi kalau saat hujan, makan Indomie telur adalah hal yang sangat mewah dan nikmat. Indomie juga merupakan teman mahasiswa untuk bisa bertahan hidup hingga akhir bulan saat kiriman uang dari orang tua belum sampai.
Karena banyaknya orang yang cinta akan Indomie inilah, bisnis Warmindo alias Warung Indomie tercipta. Hanya bermodalkan mie dan telur saja, orang yang berjualan mie instan ini bisa mendapatkan omset belasan juta Rupiah. Yuk, lihat bagaimana bisnis ini berjalan.
Berawal dari Warung Burjo yang dibawa oleh masyarakat Jawa Barat
Sebelum kehadiran Warmindo ini sendiri, ada yang namanya warung burjo. Nah, warung burjo ini adalah jualan khas orang-orang Jawa Barat, sehingga si penjual biasanya dipanggil Aa’ atau Teteh. Seperti namanya, burjo sendiri merupakan warung bubur kacang ijo –yang juga bisa menyelamatkan mahasiswa saat kantong mereka sedang pas-pasan. Namun, seiring dengan berkembangnya waktu, burjo pun membuat makanan dengan variasi lain, seperti tahu, tempe, bahkan menjual mie instan dengan harga yang murah meriah.
Warmindo yang banyak terdapat di kota pelajar
Fenomena burjo yang berubah menjadi Warmindo ini bisa kita temukan di kota pelajar seperti Semarang atau Yogyakarta. Para pebisnis Warmindo ini menggunakan kesempatan berjualan di kota dengan banyak mahasiswa atau pelajar agar lebih laku. Salah satunya adalah Aa’ Ujang, lelaki asli Jawa Barat yang membuka warung sejak tahun 90-an dan masih bertahan hingga kini. Ia bahkan memboyong serta keluarganya untuk ikut pindah ke Yogyakarta.
Warung yang berkembang di Jogja tapi tidak di Jawa Barat
Hampir semua pemilik warung burjo –yang kini lebih dikenal dengan Warmindo—ini adalah orang Jawa Barat. Namun, meskipun femes di Jogja, warung ini tak terkenal dan tidak punya pasar di daerah asalnya. Kalau menurut Aa’ Ujang, hal itu terjadi karena sedikit peminatnya dan sedikit perantau. Uniknya lagi, sekarang jarang sekali ada warung burjo yang benar-benar menjual bubur kacang ijo. Yang mereka jajakan lebih mirip menu yang ada di warteg.
Warung yang buka 24 jam
Kebanyakan warung-warung ini buka selama 24 jam. Mereka juga tak mengenal hari libur, kecuali saat lebaran saja. Makanya, tak heran kalau dalam sehari, meski hanya menjual Indomie, keuntungan yang didapatkan lumayan banyak. Untuk mereka yang hanya punya satu warung, dalam sehari bisa di atas 1,5 juta Rupiah. Belum lagi untuk yang sudah punya cabang, bisa mencapai belasan juta loh. Sangat menjanjikan bukan, gaes?
Nah, untuk kalian yang berlibur atau mungkin tinggal di Jogja, kalian bisa banget nih berkunjung ke Warmindo ini untuk sekadar menikmati satu porsi mie-nya. Murah meriah dan enggak bikin kantong meringis.