Pemilihan staff khusus yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu, menyisakan sejumlah hal yang sangat menarik. Selain para anggotanya yang diisi oleh generasi milenial, masing staf juga memiliki kisah masa lalu yang sangat menggugah sekaligus inspiratif. Salah satunya datang dari Billy Mambrasar yang berasal dari Papua.
Dilansir dari Tirto.id, ia datang dari keluarga yang sederhana. Di mana sang ayah bekerja sebagai guru honorer dan ibunya menjual kue untuk memenhi kebutuhan sehari-hari. Meski hidup dalam keterbatasan, hal tersebut tak lantas membuat Billy menyerah. Perjuangan kerasnya yang panjang, sangat menarik untuk di simak.
Bersekolah sembari berjualan kue
Lahir dari latar belakang keluarga sederhana, Billy meraskan betul betapa masa-masa sulitnya tersebut menjadi pengalaman hidup yang berharga. Sembari bersekolah, dirinya juga berjualan kue di tempatnya menimba ilmu. Tak hanya itu, kediamannya pada saat itu juga tidak teraliri oleh saluran listrik sehingga dirinya harus belajar dengan menggunakan lampu minyak.
Kegigihan Billy mengantarkannya berhasil kuliah di ITB

Sukses mendirikan organisasi Kitong Bisa yang membantu anak-anak miskin Papua

Sempat mewakili Indonesia sebagai pembicara di forum luar negeri

Anak penjual kue yang terpilih sebagai staff khusus presiden

BACA JUGA: 5 Anak Muda Berprestasi yang Direkrut Jadi Staf Kepresidenan, Salah Satunya CEO Ruangguru
Alih-alih merasa terpuruk, kehidupan susah yang pernah dialami oleh Billy di masa lalu telah menjadi cambuknya untuk meraih sukses di kemudian hari. Bersusah payah di awal-awal, siapa sangka jika dirinya kini berhasil menempati posisi penting sebagai Staff Khusus Presiden.
Ini jadi bukti bahwa SDM berpotensi mestinya bisa disupport oleh pemerintah. Bagaimana anak penjual kue ini gigih mencari bantuan dana untuk pendidikannya, juga bisa menginspirasi komnas atau dinas milik negara untuk lebih perhatian, support dan memberikan apresiasi pada bibit unggul daerah. Siapa tahu ada anak petani atau guru honorer yang sekarang mati-matian menyambung pendidikan karena kelak ia akan jadi menteri?