Belakangan, ucapan salam berbagai agama menuai perdebatan. Hal ini terjadi setelah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur membuat surat imbauan, agar para pejabat tidak menggunakan salam pembuka semua agama. Alhasil, hal ini pun menimbulkan polemik.
Dilansir dari news.detik.com, terdapat poin yang menyerukan kepada para pejabat untuk menggunakan salam sesuai ajaran agama masing-masing, dalam surat bernomor 110/MUI/JTM/2019 yang diteken Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori. Karena menuai perdebatan, simak ulasannya berikut ini
Berawal dari Imbauan MUI Jawa Timur agar tak gunakan ucapan salam semua agama
Dalam surat bernomor 110/MUI/JTM/2019 yang diteken Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori, lembaga tersebut mengeluarkan imbauan agar para pejabat tak memakai salam pembuka semua agama pada sambutan resmi, karena memiliki kaitan secara teologis. “Jadi begini, kami menandatangani atau membuat seruan itu karena doa itu adalah ibadah, misalnya saya terangkan salam, ‘Assalamualaikum’ itu doa, salam itu termasuk doa dan doa itu ibadah,” kata Kiai Somad yang dikutip dari news.detik.com.
Berbeda pendapat antara MUI Jatim dengan PWNU Jatim
Imbauan yang dikeluarkan oleh MUI Jatim tersebut, rupa-rupanya disikapi berbeda oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim. Katib Syuriah PWNU Jatim KH Syafrudin Syarif. Di mana pihaknya tidak melarang ucapan salam seluruh agama karena hal tersebut bisa dilakukan demi kemaslahatan umat.
Dihimbau oleh Wamenag RI agar perdebatan dihentikan
Karena menuai polemik, Wakil Menteri Agama atau Wamenag Zainut Tauhid menghimbau agar masalah beda pendapat ini bisa didiskusikan oleh para tokoh agama. Bukan apa-apa, dirinya tidak ingin hal tersebut berlarut-larut dan harus dihentikan karena dikhawatirkan dapat menggangu keharmonisan antara umat beragama.
Komentar para pejabat terkait ucapan salam semua agama
Tak hanya Wamenag, Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) pun angkat suara terkait imbauan MUI Jawa Timur soal ucapan selamat semua agama. Ia menilai, bahwa ucapan salam semua agama sejatinya merupakan cerminan dari sikap toleransi antar sesama umat. Jelas, hal inilah (toleransi) yang menurut dirinya tetap harus yang dikedepankan.
Imbauan MUI Jatim yang enggan dikomentari oleh Menteri Agama Fachrul Razi
Menteri Agama (Menag), Fachrul Razi ternyata mengambil sikap dengan cara enggan mengomentari imbauan MUI Jawa Timur, soal ucapan salam semua agama. Bahkan, dirinya menegaskan bahwa hal tersebut dilakukannya karena dirinya takut salah. “Enggak boleh menanggapi sesuatu yang kita enggak dengar,” ujarnya yang dikutip dari nasional.tempo.co.
BACA JUGA: Kafir Diganti Menjadi non-Muslim dan Bagaimana Kita Seharusnya Menyikapi
Dalam kehidupan beragama, perbedaan pastilah ada dan merupakan suatu hal yang wajar sebagai nilai-nilai keberagaman yang ada di Indonesia. Semoga saja, perdebatan soal ucapan salam semua agama di atas, bisa segera diselesikan dengan baik dengan mengedepankan semangat toleransi dalam ranah keyakinannya masing-masing.