Manusia modern memang tidak pernah lepas dari yang namanya teknologi seperti ponsel pintar (smartphone). Selain untuk kebutuhan berkomunikasi, semua hal bisa dilakukan oleh benda tersebut. Hal tersebut rupanya berhasil membuat Seorang pelajar SMA 2 Wonosobo yang bernama Muhammad Ravi Ramadhani berkreasi.
Menggabungkan gerak dinamis manusia yang aktif beraktifivtas dengan teknologi, ia membuat alat yang dinamakannya Obah Energy. Dilansir dari sains.kompas.com, Obah Energy menghasilkan dan menyimpan energi listrik dari gerakan yang diciptakan saat beraktivitas. Seperti apa bentuknya? Simak ulasan berikut.
Penemuan unik yang bisa digunakan untuk mengisi daya ponsel tanpa listrik
Obah Energy yang dibuat oleh Ravi, mampu menghasilkan dan menyimpan energi listrik dari gerakan yang diciptakan saat beraktivitas. Dengan batas maksimal penyimpanan yang mencapai 5000 volt, daya listrik yang dihasilkan bisa untuk mengisi daya pada ponsel. “Jadi kita kan selalu bergerak, berjalan, sholat, atau apapun, terus juga setiap hari kita selalu pakai handphone, nah inilah kenapa saya tiba-tiba dapat ide kenapa kedua hal ini tidak dimanfaatkan saja,” kata Ravi yang dikutip dari sains.kompas.com
Cara kerja Obah Energy yang memanfaatkan energi gerak
Manusai sebagai mahkluk sosial yang selalu dinamis dan bergerak setiap waktu, menjadi inspirasi bagi Ravi untuk merancang Obah Energy. Obah sendiri berasa dari bahasa Jawa yang artinya bergerak. Alat yang berisi material seperti kumparan dan magnetik itulah yang akan menghasilkan listrik saat digunakan untuk bergerak maupun terkena guncangan.
Alat ramah lingkungan yang tampil di ajang bergengsi
Meski mirip dengan powerbank karena bisa mengisi daya ponsel, Ravi menilai alat buatannya lebih ramah lingkungan. Hal ini terjadi karena prinsip kerja Obah Energy tidak memerlukan tenaga lain untuk menghasilkan energi listrik yang bisa disimpan. Terlebih, alat ini termasuk unik dan inovatif lantaran memanfaatkan energi gerak manusia. Ala buatan Ravi ini juga dipamerkan dalam Exhibition for Young Inventors (IEYI) 2019.
Sempat ajukan proposal penelitian namun ditolak oleh pemerintahan
Sayang, inovasi yang dilakukan lewat Obah Energy sempat terkendala soal biaya penelitian. Pernah dirinya mengajukan proposal pada pemerintah setempat, namun ditolak. “Tapi pas sudah sampai saya mewakili Indonesia di luar negeri (Abu Dhabi), pemerintah bilang nanti kalau menang kami kasih penghargaan ya. Ini sama saja orang sakit dibilang, ‘Nanti kalau sudah sehat, kami kasih obat ya.’ Untuk apa, kan enggak guna kalau begitu?,” ucapnya yang dikutip dari sains.kompas.com.
Berharap alat buatannya bisa dimanfaatkan secara luas
Sebagai penemu, Ravi tentu berharap agar Obah Energy suatu saat bisa digunakan oleh masyarakat secara luas. Terutama di dalam negeri sendiri. Terlebih, dirinya juga akan melanjutkan presentasi mengenai alat temuannya itu di Filipina. siswa SMK itu juga berpesan agar karya ini jangan sampai jatuh ke tangan negara lain. “saya enggak inginlah, (kalau) nanti ini malah diproduksi oleh negara tetangga, misalnya,” tutup Ravi.
BACA JUGA: Melihat Mobil Listrik Buatan SMK asal Kudus yang Buktikan Inovasi SDM Indonesia Kian Maju
Indonesia sejatinya tak pernah kekurangan orang-orang cerdas yang inovatif. Mungkin saat ini, Obah Energy temuan Ravi di atas masih sebatas pengembangan secara ilmiah. Tapi jika mendapat dukungan dari pihak terkait seperti pemerintah dan lainnya, bukan tidak mungkin alat tersebut bisa membuat nama Indonesia dikenal akan karya anak-anak bangsanya. Semoga saja ya Sahabat Boombastis.