PT Tiki Jalur Nugraha Eka Kurir, pengelola layanan JNE Logistics menaikkan tarif pengiriman sebesar 5-10 persen mulai Senin (8/6). Kebijakan ini dilakukan justru saat pemerintah tidak mengubah harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar sejak Maret 2015 yang memberi beban besar bagi biaya operasional perusahaan logistik.
Chief Executive Officer JNE Logistics Johari Zein menjelaskan hasil keputusan perusahaannya untuk menaikkan tarif pengiriman barang sebetulnya telah dibahas semenjak pertengahan tahun 2014 lalu. Bahkan, saat pemerintahan baru Joko Widodo-Jusuf Kalla menaikkan harga BBM jenis premium juga solar sekitar Rp 2.000 per liter pada tanggal 18 November 2014 lalu, pihak JNE sama sekali tidak melakukan adanya penyesuaian tarif.
“Kita kalau nggak salah terakhir kali melakukan penyesuaian tarif sekitar tahun 2013 silam. Jadi tahun ini kita sudah memutuskan untuk menaikkan tarif pada bulan Juni 2015, dengan banyak pertimbangan,” kata Johari, Senin (8/6).
Menurutnya, apabila adanya perubahan harga BBM bukanlah satu-satunya komponen yang memang memaksa perusahaannya dalam melakukan penyesuaian tarif untuk pengiriman barang dari dan menuju daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Karawang (Jabodetabekar).
“Bukan ditentukan hanya atas BBM saja. Kami ini menyesuaikan tarif soalnya sekarang ini menjelang lebaran, lalu belanja untuk para karyawan pasti akan naik karena pastinya banyak tunjangan hari raya (THR) yang harus dibayarkan. Selain itu, biaya angkutan pesawat untuk pengiriman keluar Jabodetabekar juga sudah naik. Kesimpulannya, secara keseluruhan itu hanya terkait beban biaya operasional kita saja,” jelasnya.
Pria yang kerap menjadi pembicara dalam seminar-seminar logistik di Indonesia tersebut juga mencatat bahwa pengiriman barang yang sudah dilakukan oleh JNE dari dan menuju Jabodetabekar telah menyumbang sekitar 60 persen dari semua total pengiriman barang setiap hari. “Kami melayani 900 ribu paket per hari, dan 60 persennya dari dan menuju Jabodetabekar,” tandasnya.