‘Bagus Banget’, mungkin kata itulah yang tepat untuk menggambarkan keseluruhan dari film ‘Bebas’ yang digarap oleh Riri Riza dan Mira Lesmana. Premis film ini sederhana, menceritakan salah satu tokoh bernama Kris yang terkena kanker dan divonis umurnya tak akan lama, untuk itu ia berkeinginan mengumpulkan kembali teman-teman SMA nya yang sudah terpisah 23 tahun.
Momen sakit Kris ini ternyata juga bertepatan dengan ‘sesuatu’ yang mengganjal di hati Vina, yaitu mimpi untuk bisa melakukan hal yang benar-benar ingin ia lakukan. Di dalam misi ini, Vina kemudian bertemu dan mengunjungi masa lalunya. Ketika inilah kamu akan diajak kenalan dengan anak-anak SMA di tahun 90-an. Kamu akan melihat sosok Vina yang lebih muda dan berstatus sebagai mahasiswa baru nan polos asal Sumedang ketika itu. Kemunculan Vina di sekolah tersebut mengantarkan ia kepada salah satu geng SMA, yang beranggotakan lima orang anak (Kris, Gina, Jojo, Suci, dan Jessica). Nantinya Vina akan menjadi anak ke enam dari geng tersebut.
Film ini sebenarnya merupakan film yang diadaptasi dari film korea berjudul Sunny, dengan misi yang juga sama, menemukan teman-teman semasa SMA karena salah satu dari mereka akan pergi selamanya. Sejak awal menonton, emosi penonton akan diaduk-aduk oleh scene by scene. Setelah rasa haru muncul, ponton bisa tertawa dengan jokes-jokes lucu yang disuguhkan secara segar.
Dialog dan narasi yang dibangun dalam film ini membuat penonton terjebak nostalgia semasa sekolah. Mulai dari bullying yang dialamatkan kepada anak baru, geng-gengan masa SMA, bahasa-bahasa gaul yang ngetren ketik itu, kirim-kirim salam di radio, serta kisah asmara malu-malu kucing khas masa putih abu-abu. Setiap detail dalam filmnya rugi banget rasanya buat dilewatkan.
Tak hanya sebatas membawa nostalgia untuk kembali ke masa SMA saja, naskah film ini digodok secara matang oleh Gina. S. Noer –yang juga menggarap film ‘Dua Garis Biru’. Perintilan sekecil apapun dari SMA di tahun 90-an seperti dimasukkan sebagai elemen pelengkap. Kita bisa melihat dari kue kepang, stiker majalah Bobo, gelang dari lilitan kain, bahkan Walkman yang lekat banget dengan kehidupan anak sekolah pada masa itu.
Tak hanya diajak nostalgia saja, menonton film ini kita juga dipertanyakan kembali tentang cita-cita masa sekolah. Di mana ada adegan ketika Vina mengatakan bahwa dirinya belum pernah melakukan hal yang ia ingin lakukan. Maka, saat anaknya diganggu oleh sekelompok pria nakal, Vina dengan berani kembali mengenakan pakaian SMA dan mengajak ‘ribut’ anak lelaki tersebut. Meski pada akhirnya Vina dan gengnya dibawa ke kantor polisi, hal tersebut membuat ia merasa senang.
Menonton film ‘Bebas’ juga membuat kita berpikir ‘sudahkah selama ini kita membahagiakan diri sendiri di tengah-tengah kesibukan yang semakin menggunung?’. Di sisi lain, kamu akan banjir air mata, saat melihat bagaimana lima orang sahabat bertemu kembali setelah puluhan tahun lamanya. Scene demi scene akan membuat kamu berpikir ‘teman SMA ku dulu ada di mana-mana ya, sekarang?’
Terakhir, ‘Bebas’ ini mungkin mengatakan secara tidak langsung kepada kita bahwa it’s oke jika kamu tidak mewujudkan cita-cita dan mimpi saat masa remaja. Setiap orang akan punya kehidupan yang mungkin tidak sesuai rencana mereka terdahulu, bahkan mungkin ada yang sangat kontras. Dalam hal ini, Vina yang dulunya ingin keliling dunia, malah menjadi ibu dan istri yang tidak ke mana-mana. Atau Gina yang yakin bahwa dia akan jadi orang kaya dan meneruskan usaha ibunya malah bangkrut dan punya banyak utang. Hidup memang tak selalu indah dan sesuai planning kita, guys.
BACA JUGA: Hayya: Kisah Pilu Anak-anak Palestina yang Dirampas Masa Kecilnya oleh Perang
Pada akhirnya, film ‘Bebas’ ini bisa ditonton oleh semua kalangan dan semua umur. Film ini bisa juga kamu jadikan sebagai alasan untuk reuni bersama geng atau teman SMA mu dulu. Buat yang sudah nonton film ‘Sunny’, tenang, kalian gak akan kecewa kok. Karena ‘Bebas’ tetap menyajikan citarasa film yang lebih lokal dan related banget sama kehidupan anak SMA –masa sekarang dan masa itu.