Nama Wid NS tak lepas dari ketokohan karakter Godam yang diciptakan oleh dirinya. Terlebih, film-film layar lebar bertema superhero bakal menghiasi bioskop Indonesia tak lama lagi. Bersama Hasmi yang jadi legenda, sosok Wid NS merupakan komikus senior Tanah Air yang sangat dihormati. Tak jarang, keduanya kerap bekerjasama saat menelurkan sebuah cerita dengan tokoh superhero ciptaan masing-masing.
Lahir di Yogyakarta, 22 November 1938, pria bernama asli Widodo Noor Slamet itu telah menelurkan sebanyak 15 judul komik tentang Godam dalam kurun waktu 1969-1980. Selain karakter superhero tersebut, Wid juga merupakan komikus di balik tokoh Aquanus, yang pada 2019 ini bakal tayang dan dibintangi oleh aktor Nicholas Saputra. Dikenal sebagai seniman yang serbabisa, inilah perjalanan Wid NS mewarnai dunia komik Tanah Air.
Dikenal sebagai seniman bertalenta serba bisa
Bisa dibilang, Wid NS merupakan seniman yang berbakat pada masanya meski tidak mengenyam pendidikan di bidang seni. Setelah lulus dari SMP Negeri II Yogyakarta pada 1956, ia malah tak melanjutkan pendidikannya di SMA PPK Yogyakarta. Bakat alaminya dalam dunia gambar, membuat Wid yang belajar secara otodidak mulai merambah dunia komik pada tahun 1968. Meski sempat terpengaruh dengan karakter komik Amerika Serikat, ia berusaha menampilkan sosok yang lebih Asia natural dalam karya-karyanya.
Pada tahun 1950-an dan berlanjut ke 1960-an, ia juga menikmati sejumlah karya komikus Indonesia seperti Sri Asih karya RA Kosasih. Salah satu karyanya adalah Godam dan Aquanus yang memiliki cita rasa Tanah Air. Selain menggambar, Wid juga menguasai banyak cabang kesenian seperti seni patung, relief, murel, seni lukis, teater, musik, lawak dan beberapa kesenian tradisional.
Dikenal dekat dan kerap bekerjasama dengan Wid NS
Perkenalan Wid dengan Hasmi bermula sejak 1963. Kedua komikus senior itu memiliki selera yang sama, yakni fiksi ilmiah dan tema superhero. Tak jarang, mereka berkolaborasi dengan cara saling meminjamkan karakter komik dan cerita yang diciptakan. Bahkan, rumahnya yang ada di Yogyakarta, dijadikan sebuah studio gambar bernama Savicap, yanh merupakan kepanjangan Sagitarius, Virgo dan Capricornus.
Wid juga pernah bekerjasama dengan Hasmi dan komikus lainnya seperti Djoni Andrean, Hasyim Katamsi dan Marsoedi, untuk mengerjakan proyek buku cerita bergambar yang dipesan pemerintah Orde Baru. Kerjasama tersebut melahirkan komik tentang Serangan Umum 1 Maret 1949 berjudul “Merebut Kota Perjuangan” pada tahun 1983. Bisa dibilang, karya Wid yang satu ini menjadi karya selain karakter Godam yang paling diingat pada masanya.
Meninggal dunia saat melukis potret diriya
Berkarya hingga akhir, agaknya menjadi semangat bagi seorang Wid NS hingga sisa hidupnya di dunia. Ia diketahui berpulang di kediamannya yang sederhana, perumahan Bale Asri, Wates, sesaat setelah menyelesaikan potret dirinya. Tak hanya itu, wafatnya Wid juga bertepatan dengan saat pembukaan “Pameran Ilustrasi Komik” karyanya di Balai Roepa Tembi, Yogyakarta yang diselenggarakan dari 26 Desember 2003 sampai 17 Januari 2004.
Sepanjang hayatnya, Wid NS telah menelurkan banyak karya berupa karakter komik, cerita, dan ilustrasi. Meski telah wafat pada 26 Desember 2003 silam, karya-karyanya berusaha dihidupkan kembali lewat cerita komik dan film layar lebar. Salah satunya adalah Bumilangit, yang akan membawa karakter legendaris tersebut tampil kembali seperti masa kejayaannya dulu.
BACA JUGA: Mengenal Hasmi, Sosok Hebat Di balik Superhero Indonesia yang Jadi Saingan Berat The Flash
Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama. Pepatah di atas, menggambarkan sosok Wid NS yang akan terus abadi lewat karya-karyanya. Godam dan Aquanus, adalah tokoh komik ciptaannya yang nanti bakal segera tayang di layar lebar Indonesia. Sembari bernostalgia, juga mengenang akan sosok dirinya. Selamat beristirahat di keabadian Wid NS.