kehidupan keras di Korea Utara rupanya-rupanya tak hanya dirasakan oleh masyarakat sipil. Para tentara bersenjata yang biasanya dididik untuk setia melayani rezim Kim Jong Un, ternyata merasakan hal yang serupa. Seperti yang terjadi pada seorang tentara muda pada 2017 silam, di mana dirinya terpaksa harus menyabung nyawa dengan cara melarikan diri dari Korea Utara menuju Korea Selatan.
Dilansir dari BBC.com, tentara Korea Utara yang membelot itu melintas zone demiliterisasi dengan jip curian. Dari sana ia kemudian merangkak ke Korea Selatan setelah ditembaki oleh tentara Pyongyang dengan pistol dan senjata AK-47. Dengan tubuh penuh luka, ia ditemukan di bawah tumpukan daun-daun dalam kondisi berdarah. Saat ditemukan oleh pasukan Korea Selatan, ada hal yang tak kalah menyeramkan pada diri prajurit Korut tersebut.
Perut yang ternyata berisi parasit berupa cacing
Saat ditemukan oleh tentara Korea Selatan, tubuh dari prajurit muda itu penuh dengan bekas luka tembak dan darah. Tak menunggu lama, pihak militer pun segera melarikan dirinya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. Namun, ada temuan mengejutkan lainnya saat prajurit muda itu hendak di operasi. Dilansir dari laman BBC.com, para doktermenemukan parasit berupa cacing-cacing berukuran terpanjang 27 cm.
Oleh seorang dokter bedah yang bernama Lee Cook-jong mengatakan, hal tersebut merupakan temuan pertama sepanjang 20 tahun kariernya sebagai dokter bedah. Saking panjangnya, cacing tersebut bahkan selama ini hanya bisa dilihatnya lewat buku saja. Prajurit muda itu sendiri diduga berusia 20 tahunan dan ditempatkan di kawasan militer Panmunjom, sebuah wilayah yang pernah dijadikan sebagai tempat gencatan senjata antara Korea Utara dan Korea Selatan.
Cacing yang diakibatkan oleh pupuk tanaman yang menggunakan tinja
Setelah temuan parasit berupa cacing tersebut, beberapa pakar mulai menerka-nerka, seperti apa kehidupan masyarakat Korea Utara yang selama ini terisolasi dari dunia luar. Menurut Seoul, Hong Sung-tae, guru besar di departemen parasitologi dan penyakit tropis di National University College of Medicine, Seoul, mengatakan, temuan tersebut berkaitan erat dengan masalah pupuk dengan kotoran manusia banyak digunakan di Korea Utara.
Hal ini tak lepas dari apa yang mereka sebut sebagai “tanah malam” alias kotoran manusia, yang mulai digunakan sejak 1990. Informasi ini dibocorkan oleh seorang pakar pertanian Lee Min-bok, yang membelot dari Korea Utara pada 1995. Beranjak ke tahun 2014, penggunaan “tanah malam” semakin melonjak setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mendesak para petani agar memakai pupuk tersebut sebagai pupuk.
Sosok tentara yang menggambarkan sedikit informasi tentang kehidupan rakyat Korut
Akibat dari penggunaan “tanah malam”, peneliti Korea Selatan yang mempelajari catatan kesehatan pembelot Korea Utara di rumah sakit di Chenan antara 2006 dan 2014. Rata-rata mereka menemukan dalam kondisi mengalami penyakit kronis seperti hepatitis B, hepatisis C, TBC dan infeksi parasit. Dari sini pula kemungkinan besar, makanan tentara Korea Utara tersebut terkontaminasi.
Hal ini tentu menjadi temuan menarik, sekaligus mencoba mendalami kondisi masyarakat yang ada di Korea Utara. Di mana pasukan mereka yang dikenal sebagai posisi yang elit di masyarakat, tak terjamin dari sisi gizi. Hal ini bahkan diperburuk dengan temuan parasit berupa cacing dalam tubuhnya. Seorang pengguna media sosial bernama Jon Stewart Mill yang dikutip dari BBC.com menyebutkan, kehidupan di negara yaitu Korea Utara, seperti terungkap lewat parasit usus.
BACA JUGA: 5 Fakta Kehidupan Ngeri ini Selalu Dialami Oleh Rakyat Korea Utara
Jika tentaranya saja kekurangan gizi atau tak memiliki asupan yang cukup memadai untuk dirinya sendirii, lantas bagaimana gambaran dengan masyarakat lain? Padahal, profesi tentara menempati posisi yang elit di kalangan rakyat. Entah apa yang terjadi di dalam pemerintahan Kim Jong Un hingga pasukannya sendiri kekurangan gizi.