Fenomena ‘Begpackers’ banyak dan sering ditemukan di Asia. Para begpackers ini akan mengemis di tengah keramaian untuk mendapatkan uang agar bisa kembali melanjutkan perjalanan ke tempat lain atau pulang ke negara asalnya. Di Indonesia, banyak sekali begpackers yang sudah tampak tidak terurus berkeliaran di jalanan –terutama Bali yang menjadi tujuan utama para turis mancanegara.
Baru-baru ini, Bali menerapkan bahwa begpackers tak akan lagi mendapat keringanan. Mereka akan dikirim ke negara mereka masing-masing. Melansir dari Vice.com, kebijakan itu disampaikan langsung Kepala Bidang Intelijen dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I TPI Ngurah Rai, Setyo Budiwardoyo.
Kejadian yang sudah sangat lumrah
Begpackers adalah hal yang sudah sangat lumrah di Indonesia. Kita tentu sering sekali menemukan ada bule berkeliaran karena kehabisan uang. Karena tidak punya keahlian di negeri orang, yang tadinya niat berlibur malah menjadi pengemis. Kamu tentu masih ingat dengan sosok Toto kan? Turis asal Bulgaria yang mengais-ngais sampah di Bali demi menghemat uang ongkos hidup agar bisa kembali ke negara asalnya. Atau bule Inggris yang sering ditarktir kopi oleh masyarakat setempat di Bekasi. Alhasil, ia hidup luntang lantung selama 4 bulan di sana. Serta banyak lagi turis-turis yang menjadi pengemis, beritanya bisa kamu baca di sini.
Selama ini begpackers diberi keringanan karena anggapan istimewa orang kulit putih
Selain menjadi pengemis, kadang para turis ini mendapat kompensasi sehingga menjadi tanggungan masyarakat. Mengapa hal ini masih terjadi? Dalam hal ini, tentu bule terutama mereka yang berkulit putih dianggap sebagai orang yang superior. Kalau ke Indonesia, ia pasti kaya raya dan banyak uang. Padahal tidak semuanya seperti itu loh, Sahabat. Selain menganggap bule Istimewa, orang Indonesia kadang juga suka overproud, sehingga rela menampung para turis dan menghidupi mereka hanya karena dipuji sebagai orang yang ramah, negara yang indah, dan kata-kata manis lain. Hmmm~
Masalah begpackers ini juga dialami oleh negara Asia selain Indonesia
Masalah ini ternyata tak hanya dialami oleh Indonesia. Negara lain di Asia, seperti Thailand, Malaysia, Vietnam, Laos dan Kamboja juga mengalami hal serupa. Sebuah akun Twitter @ImSoloTraveller mengunggah potret para pengemis yang sedang mengamen, menjual kartu pos, bahkan meminta bantuan secara langsung kepada warga lokal tanpa malu. Padahal, uang yang mereka dapat juga tidak dimanfaatkan untuk pulang ke negaranya. Mereka malah menyalahgunakan bantuan dengan membeli minuman keras dan berfoya-foya.
Sebenarnya mereka bisa kok hidup tanpa harus ‘ngemis’
Backpacker biasanya memang identik dengan orang-orang yang suka berjalan-jalan ke berbagai tempat dengan budget seminim mungkin. Maka, enggak asing kalau ada banyak tips yang dishare melalu jejaring media sosial terkait dengan cara-cara jalan-jalan dengan biaya super duper murah. Begpackers ini mungkin orang yang begitu juga, punya modal sedikit tapi nekat pergi. Alhasil, kehabisan bekal di tengah jalan deh. Sebenarnya, mereka bisa kok hidup tanpa harus mengemis, dengan memikirkan ‘biaya’ di negara orang sejak menyusun travel plan misalnya. Atau jika memang terpaksa, ada banyak hal lain yang bisa dilakukan, mengajar Bahasa mungkin, menjadi pelayan restoran. Intinya tidak turun ke jalanan dan meminta-minta atau berpura-pura gila lah ya.
BACA JUGA: 5 Kelakuan Warga Asing Ini Membuktikan Kalau Bule yang Datang ke Indonesia juga Ada yang Kere
Saat tidak matang dalam merencanakan tujuan travel dan budget yang dipunya, maka setiap backpackers bisa saja berpotensi menjadi begpackers di negara orang. Peraturan terbaru pemerintah ini merupakan hal yang harus mendapat dukungan dari banyak pihak. Lha, pengemis di Indonesia saja sudah bejibun, kok malah ditambah pengemis dari negara orang.