Modus kejahatan berupa ranjau paku yang sengaja disebarkan di jalanan memang cukup meresahkan. Untuk mengatasi hal ini, mereka yang tergerak dan peduli keselamatan orang lain kemudian membentuk sebuah kelompok yang bernama komunitas Sapu Bersih (Saber). Tugasnya adalah membersihkan ranjau paku yang tersebar di jalanan agar tidak mengganggu penggunanya.
Selain tak dibayar, pekerjaan yang mereka lakoni tersebut juga memiliki resiko tinggi. Salah satunya adalah mendapat ancaman dan intimidasi dari sindikat penyebar ranjau paku. Meski demikian, mereka terus bergerak dengan segala kemampuan yang ada. Manis pahit telah mereka rasakan selama menjadi relawan kelompok Saber. Seperti apa kisahnya? Simak ulasan berikut.
Berawal dari penemuan paku yang sengaja disebar di jalanan
Komunitas Saber pada awalnya terbentuk tidak sengaja. Warga Daan Mogot, Jakarta Barat, bernama Rohim yang sering memperhatikan sesuatu kala mengayuh sepeda angin miliknya di jalanan, melihat keganjilan berupa banyaknya paku-paku tidak kasatmata berserakan di jalanan. Dilansir dari cnnindonesia.com, Benda 3 – 5 cm dan dengan ujung runcing dan kepala berbentuk pipih tajam itu tersebar di beberapa titik dan terlihat sangat mencurigakan.
Mulai kegiatan bersih-bersih ranjau paku dengan jumlah anggota yang sedikit
Benda asing itulah yang belakangan diketahui merupakan penyebab utama kebocoran ban pengguna kendaraan bermotor. Dari sini, ia bersama warga lainnya yang bernama Siswanto, kemudian sama-sama mengamati fenomena tersebut. Setelah melewati serangkaian diskusi, keduanya kemudian membentuk Saber pada 10 Oktober 2010 dan diresmikan pada 2011 dengan jumlah anggota sebanyak empat orang. Jumlah paku yang berhasil mereka kumpulkan tergolong fantastis. “Kalau dari awal pertama aktif 2010 sampai dengan 2016 itu yang sudah ditimbang ditotal itu 1,5 ton. Kalau digabungin dari 1,5 ton + 300 kg ya 1,8 atau 1 ton 800 kg. Total jika dihitung seluruh anggota (komunitas Saber) yang sudah ditimbang itu hampir 4 ton,” sebut Rohim yang dikutip dari oto.detik.com.
Kerap mendapat intimidasi saat bertugas
Menjadi relawan Saber yang memantau dan membersihkan jalanan dari ranjau paku bukannya tanpa resiko. Beberapa dari mereka bahkan membuktikan sendiri bahwa tindakan tersebut memang sengaja dilakukan oleh pihak tertentu. Laman cnnindonesia.com menuliskan, mulai dilihat sinis, cekcok mulut, diusir, dan bahkan diancam sering didapat tim Saber saat beroperasi. Tak hanya itu, para anggotanya juga rawan tertabrak motor saat tengah membersihkan paku di jalanan.
Tugas mulia yang tidak mendapat bayaran sepeser pun
Meski terlihat sepele, apa yang diakukan oleh tim Saber merupakan hal yang mulia. Mereka rela menempuh resiko berbahaya demi keamanan dan keselamatan pengendara yang ada di jalanan. Karena sifatnya relawan, para anggotanya tidak ada yang dibayar. “Sebenarnya mencari relawan sangat susah, bilamana mau gabung monggo cuma ya harus dengan kemauan tinggi karena tidak ada yang bayar, semuanya relawan. Setidaknya kalau mau gabung harus bilang keluarga, karena ya ada risiko tertabrak itu tadi,” ucap Siswanto yang dikutip dari cnnindonesia.com.
BACA JUGA: Kisah Haru Mereka yang Rela Tinggalkan Keluarga demi Pengabdiannya Pada Kemanusiaan
Keberadaan sindikat penebar ranjau paku memang sangat meresahkan. Selain dijalankan dengan tujuan yang kurang baik, tindakan tersebut juga terbukti merugikan pengguna jalan yang mengendarai kendaraan bermotor, utamanya roda dua. Dengan ini, mudah-mudahan keberadaan relawan yang tergabung komunitas Saber bisa terus berjalan dengan baik .