Sebelum terjerat dugaan kasus jual beli jabatan di Kementerian Agama, sosok Romahurmuziy sejatinya merupakan figur yang terbilang komplet untuk mengarungi dunia politik. Selain dikenal cerdas dan mempunyai bakat di bidang kepemimpinan, pria kelahiran Sleman, Yogyakarta tanggal 10 September 1974 juga datang dari keluarga terpandang.
Dari awal berkarir hingga berhasil menduduki posisi sebagai sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy juga merupakan lulusan dari salah satu universitas ternama di Indonesia. Sayang, latar belakangnya yang cemerlang seakan luruh saat dirinya terciduk petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 15 Maret 2019 silam. Lantas, seperti apa sosok Romahurmuziy sebenarnya?
Datang dari garis keturunan keluarga terhormat
Sebagai sosok yang sukses berkarir di dunia politik, Romahurmuziy ternyata memiliki latar belakang dari garis keturunan keluarga yang terpandang. Dilansir dari tirto.id, Moyang, kakek, hingga ayah dan ibu Rommy merupakan tokoh-tokoh yang berpengaruh serta memiliki rekam-jejak kiprah yang mengagumkan.
Kakek moyang Rommy, K.H. Wahab Hasbullah, adalah penggagas NU bersama K.H. Hasyim Asy’ari dan beberapa ulama besar lainnya. Putra K.H. Wahab Hasbullah, yakni Muhammad Wahib Wahab, yang tidak lain adalah kakek Romahurmuziy, adalah seorang pejuang kemerdekaan yang kemudian turut menegakkan pemerintahan Indonesia pada masa-masa awal.
Dikenal cerdas dan memiliki bakat seorang pemimpin
Sedari muda, Romahurmuziy memiliki bakat di bidang kepemimpinan yang cukup menonjol. Saat bersekolah di SMA Negeri 1 Yogyakarta yang termasuk salah satu yang terbaik di kota tersebut, ia aktif sebagai ketua OSIS. Setelah lulus, ia bahkan diterima masuk di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan menuntaskan studinya hingga ke jenjang magister.
Bisa dibilang, bakat politik Romahurmuziy sejatinya telah terasah sedari awal saat dirinya masih aktif sebagai ketua OSIS di sekolahnya. Laman tirto.id menuliskan, semasa berkuliah di ITB, ia sempat menjadi adalah pemimpin redaksi Majalah Mahasiswa PILAR, juga Ketua Bidang Pengkajian Himpunan Mahasiswa Teknik Fisika ITB periode 1995-1996.
Menapaki sukses di dunia politik dengan menjadi Ketua Umum PPP
Karir politik Romahurmuziy dimulai saat kejatuhan era Orde Baru pada 1998. Kala itu, dirinya bergabung dengan Garda Bangsa di bawah naungan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang juga terbentuk pada saat kejatuhan Soeharto. Meski demikian, ia akhirnya memilih berkarir di Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Di dalam partai berlambang Kabah itu, karir politik Romahurmuziy semakin melesat. Dilansir dari tirto.id, PPP membawa dirinya masuk ke dalam parlemen, di mana ia menjabat sebagai Sekretaris Fraksi PPP di DPR-RI sejak 2009, dan pernah menempati posisi sebagai Wakil Sekjen DPP PPP. Meski PPP sempat terpecah menjadi dua kubu, Romhurmuziy sukses terpilih sebagai Ketua Umum DPP PPP periode (2014-2019).
Ditangkap petugas KPK atas kasus dugaan jual beli jabatan di Kemenag
Sayang, kiprah politiknya yang mengkilap mendadak harus buram karena dirinya terciduk KPK. Terlebih, suasana saat itu bertepatan dengan akhir daripada penyelenggaraan Pilpres 2019. Laman tirto.id menuliskan, KPK menangkap dirinya di Surabaya, Jawa Timur dalam dugaan kasus jual-beli jabatan di Kementerian Agama.
Sebelumnya, Suryadharma Ali yang juga sama-sama berada di dalam PPP dengan Romahurmuziy, ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus korupsi dan haji pada pertengahan tahun 2014. Alhasil, dirinya langsung meletakkan jabatannya, sekaligus mundur dari kursi Ketua Umum PPP.
BACA JUGA: Kabar Terkini Abraham Samad, Mantan Ketua KPK yang Bikin Koruptor Pengin Hijrah Dari Bumi
Meski ditangkap KPK atas kasus dugaan jual beli jabatan di Kemenag, tak dipungkiri sosok Romahurmuziy memang dikenal sebagai figur yang cerdas dan memiliki kecakapan di bidang politik. Sayang, sederet prestasi yang ada harus terkubur sering dengan penangkapan dirinya saat ini. Menggunakan rompi oranye, Romahurmuziy menjadi satu dari sekian pejabat negeri ini yang harus merasakan kehebatan KPK.