Dari sekian banyak kota di Eropa, Sevilla atau dalam bahasa arab disebut Asbiliya merupakan wilayah yang memiliki sejarah islam panjang. Bahkan bila dilihat riwayatnya terdahulu, kota di Spanyol tersebut merupakan saksi bisu dari kejayaan kerajaan-kerajaan muslim di Benua Biru. Selain itu, daerah tersebut juga terkenal sebagai tempat lahirnya banyak cendekiawan muslim yang kemampuannya tidaklah bisa untuk diremehkan.
Contohnya adalah Ibnu al-Yasamin al-Isybili ahli matematika terkemuka dengan karyanya hingga kini terus dikagumi bernama l-Urjuza al-Yasminiya fi al-Jabr wa al-Muqabala. Lalu dari Sevilla juga lahir Abu Muhammad Jabir Ibnu Aflah, astronom terkenal yang punya karya hebat bernama al-Haia. Sebuah Kitab, yang membahas teori gugus planet dekat, yaitu Venus dan Merkurius serta garis edarnya antara Matahari dan Bumi.
Selain tentang cendekiawan, jejak kejayaan muslim di sini juga bisa dilihat dari kerajaan-kerajaan islam pernah ada di sini. Seperti Dinasti Umayyah II, Dinasti al-Murabitun sampai Dinasti al-Muwahidun. Dalam catatannya, islam menguasai wilayah tersebut selama 500 tahun lamannya. Dari waktu tersebut, penguasa dari Dinasti Umayyah yakni Abd al-Rahman II bisa dikatakan merupakan sosok yang merekontroksi besar-besar kota di wilayah andalusia tersebut.
Berkat hal tersebut lah, hingga saat ini masih banyak ditemui peninggalan-peninggalan hebat Islam di Sevilla. Salah satu buktinya adalah Istana al-Cazar di Sevilla, merupakan salah satu situs warisan dunia UNESCO yang diresmikan pada tahun 1987 M. Lalu ada juga Masjid Agung Sevilla kini berubah menjadi gereja dengan nama Santa Maria De La Sede. Dan ada juga bangunan legenda yang mana dulu digunakan untuk mengumandangkan adzan menara La Giralda.
Masih berbicara wilayah dekat Laut Mediterania ini. Ketika masa kepemimpinan Dinasti al-Murabitun Sevilla juga tumbuh menjadi kota multikutlur dengan dijadikan rujukan belajar banyak bidang. Mulai dari agama, ilmu pengetahuan, ekonomi dan budaya. Alhasil, merupakan kota yang sangat sibuk, dengan denyut nadi perekonomian dan perdagangan setiap harinya. Terkait hal tersebut Sevilla tubuh, sebagai tempat terbaik untuk menemukan produk-produk seperti minyak zaitun, tekstil, rempah-rempah dan kerajinan logam.
Namun, sayang kejayaan tersebut tidaklah bisa kekal. Pada 1248 M, Sevilla dikuasai oleh pasukan Kristen pimpinan Ferdinand III. Sekaligus menjadi penanda runtuhnya peradapan islam di salah satu wilayah Negeri Matador tersebut. Meski kalah, namun dinasti islam bisa dikatakan meninggalkan banyak warisan yang kini menjadi corak kota tersebut.
BACA JUGA: Jadi Terbaik dan Tajir, Pesepakbola Muslim Eropa Ini Ternyata Pernah Sujud di Hadapan Ka’bah
Itulah tadi, gambaran bagaimana jayanya dinasti muslim di Eropa. Meski pada akhirnya harus takluk, namun kisah tadi jadi gambaran kalau kerajan-kerajaan islam pernah berbicara banyak di Benua Biru.