Nama Eks Kepala BIN, AM Hendropriyono kembali mencuat lantaran pernyataan yang dilontarkannya menjadi kontroversi di tengah-tengah masyarakat. Dilansir dari news.detik.com, ia memberi peringatan kepada WNI keturunan Arab agar tidak menjadi provokator. Alhasil, pernyataan ini pun menjadi pembicaraan hangat.
Meski demikian, keberadaan para orang-orang Indonesia keturunan Arab ini mempunyai peranan yang penting bagi sejarah perjalanan bangsa. Baik di masa perjuangan memperebutkan kemerdekaan, maupun sesudah Indonesia menjadi negara yang berdaulat penuh. Siapa sajakah mereka? Simak ulasan berikut.
Sultan Hamid II yang merancang lambang Garuda Pancasila bagi Indonesia
Masyarakat Indonesia mungkin hanya mengenal lambang Garuda Pancasila yang digambarkan dengan seekor burung dengan perisai di depannya. Namun, tak banyak yang mengerti siapa gerangan yang berada di balik simbol negara itu. Dilansir dari cnnindonesia.com sosok Sultan Hamid II disebut-sebut sebagai perancangnya.
Lahir pada 12 Juli 1913 itu, Sultan Hamid II awalnya merupakan seorang perwira tinggi berpangkat Mayor Jenderal di tentara Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger (KNIL), Belanda. Selain merancang lambang negara, pria bernama lengkap Syarif Hamid al-Qadri itu juga menjabat sebagai ketua BFO, di mana ia berhasil melapangkan langkah Indonesia untuk merebut kemerdekaan dalam Konferensi Meja Bundar.
AR Baswedan yang memperjuangkan Indonesia hingga ke Timur Tengah
Nama AR Baswedan terasa identik dengan sosok Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Hal ini benar adanya. Mengingat, figur tersebut merupakan kakek dari Anies Baswedan yang dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada 8 November 2018.
Semasa hidupnya, AR Baswedan dikenal sebagai tokoh yang memperjuangkan penyatuan penuh keturunan Arab dengan masyarakat Indonesia dan terlibat aktif dalam perjuangan bangsa. Tak hanya di dalam negeri, ia juga menjadi delegasi diplomatik pertama RI yang melobi para pemimpin negara-negara Arab. Hasilnya, eksistensi Republik Indonesia diakui secara de facto dan de jure oleh Mesir dan negara Arab lainnya.
Pelukis Raden Saleh yang disegani oleh kalangan Barat
Sosok seniman Raden Saleh Sjarif Boestaman atau Raden Saleh, dikenang sebagai maestro seni lukis yang berpengaruh di tanah nusantara lantaran sukses membawa nama Indonesia melejit ke panggung dunia. Meski tanah air kala itu masih bernama Hindia Belanda, sosok Raden Saleh sangat disegani oleh kolonial barat karena pengaruhnya yang luar biasa di bidang seni, khususnya melukis.
Dilansir dari news.detik.com, Raden Saleh sempat tinggal di Jerman dan bergaul dengan kalangan seniman dunia, seperti pelukis, penyair, dan musisi elit kala itu, seperti Ludwig Tieck, Robert dan Clara Schumann, Karl Gutzkow, pendongeng legendaris dunia Hans Christian Andersen, dan Ottilie von Goethe. Bahkan, karya-karyanya banyak disaksikan oleh bangsawan pada masa itu. Bisa dibilang, Raden Saleh adalah representasi kehebatan Indonesia lewat sosoknya yang Arab-Jawa kepada dunia luar pada zamannya.
Menteri Luar Negeri Ali Alatas jadi diplomat andalan Indonesia
Selama menjabat sebagai Menteri Luar Negeri RI-13 di zaman Orde Baru Soeharto, menjadikan sosok Ali Alatas dikenal sebagai salah satu diplomat ulung keturunan Arab yang dimiliki Indonesia. Dilansir dari tirto.id, Salah satu prestasi terbesar yang pernah dicatat Ali sebagai diplomat adalah mewujudkan perdamaian di Kamboja.
Sukses lainnya di kemudian hari, membuat sosok Ali Alatas begitu disegani. Bukan tanpa alasan, sejak tahun 1954 ketika usianya masih 22, ia telah terlibat dari satu perundingan ke perundingan lain hingga punya pengaruh besar di berbagai forum internasional. Tak salah bila Ali Alatas merupakan sosok diplomat yang memiliki reputasi luas di dunia.
Sumbangsih Faradj bin Said pada Kemerdekaan Indonesia
Nama Faradj bin Said tak akan pernah terlupakan sebagai bagian penting dari sejarah kemerdekaan Indonesia. Sebagai seorang saudagar keturunan Arab pada masanya, ia dikenal dekat dengan Sukarno, Bapak Proklamator RI yang merumuskan Pancasila dan membacakan teks proklamasi yang membuat Indonesia berdaulat penuh.
Sumbangsih dari pria yang lahir pada 1897 di Kegubernuran Hadhramaut, Yaman ini tergolong besar. Berkat dirinya yang menghibahkan rumah miliknya di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Sukarno bisa mendeklarasikan kemerdekaan RI. Tak hanya itu, ia juga sempat mengobati sakit dari bung besar dengan sebuah madu berkhasiat dari tanah Yaman yang bernama sidr bahiyah.
BACA JUGA: AR Baswedan, Kakek Gubernur DKI Jakarta yang Ternyata Berjasa Besar pada Kemerdekaan RI
Tak hanya warga keturunan Arab, para tokoh lainnya yang datang dari etnis Tionghoa dan bahkan Eropa, juga memiliki andil pada kemerdekaan Indonesia. Terlepas dari kontroversi yang ada, sejarah perjalanan bangsa ini banyak dipikul oleh mereka yang berbeda warna kulit, latar belakang dan keturunan. Semua tercatat dengan kisahnya masing-masing dalam mewarnai perjalanan bangsa Indonesia dari masa perjuangan hingga merdeka.