Mungkin banyak dari kita tidaklah asing dengan nama Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan. Atau bahkan dari sobat Boombastis ada yang keluarganya dan teman dekatnya menimba ilmu di sana. Sebagai tempat belajar khusus, memang bisa dibilang SKO Ragunan bukanlah sekolah biasa-biasa saja. Selain telurkan pelajar-pelajar hebat, di sana juga merupakan kawah candradimuka para atlet muda mengembangkan kemampuannya.
Tidak itu saja, pada ajang ASIAN Games 2018 lalu, sekolah satu ini disebut-sebut menjadi salah satu institusi yang berperan besar di balik, kesuksesan Indonesia mengoleksi 31 medali emas, 24 medali perak, dan 43 medali perunggu. Beberapa pelajar di sana juga banyak yang sukses go internasional. Salah satu contohnya adalah Egy Maulana Vikri yang kini bermain di Liga kasta tertinggi sepak bola Polandia. Lalu seperti apakah sekolah ini?
Berawal dari sebuah pemusatan atlet di Meksiko
Seperti halnya sebuah agenda besar negara yang kerap terinspirasi dari hal-hal di luar sana. SKO Ragunan sebelum berdiri seperti sekarang , awalnya juga merupakan proyek dari buah pikiran setelah kunjungan ke mancanegara. Menurut laporan dari IDNTimes, tempat belajar khusus yang berdiri pada tahun 17 Januari 1977 ini, terinspirasi pemusatan belajar para atlet di Meksiko. Dalam perkembangannya sekolah ini terdiri dari tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Mereka yang bisa masuk Sekolah Khusus Olahraga Ragunan
Dalam perjalanannya dari tahun 1977 sampai sekarang siswa-siswa di sekolah ini bisa dibilang sangatlah majemuk. Di mana institusi ini menerima peserta didik dari Sabang sampai Merauke. Meski begitu, namun masuk Sekolah Khusus Olahraga Ragunan bukanlah pekerja yang mudah. Selain diseleksi langsung oleh Kemenpora dan Dinas Olahraga DKI Jakarta, mereka yang masuk di tempat ini juga diwajibkan memenuhi tiga syarat penting yakni skill, kesehatan psikologi. Kalau dari Kemenpora minimal atlet tersebut adalah juara di tingkat Provinsi
Kehidupan para siswa di sekolah ragunan
Walaupun terkenal sebagai sekolahan atlet, namun SKO Ragunan tidaklah melupakan pendidikan formal. Para petinggi di sana mencoba menyeimbangkan kedua hal tersebut dengan sama baiknya. Tujuannya adalah agar bisa mencetak para atlet yang tidak hanya jago di lapangan. Berkat hal tersebut tidak ayal siswa harus berjuang ekstra keras untuk bisa baik di olahraga dan pelajaran formal. Meski begitu, selama di sana para peserta didik kehidupannya di tanggung oleh pemerintah.
Begitulah sobat Boombtis sedikit kisah tentang SKO Ragunan. Bagaimana ada yang tetarik masuk ke sana? Terlepas dari hal tersebut tempat belajar ini bisa dibilang baik karena melatih seorang atlet dalam beragam aspek.