Jelang revolusi industri 4.0, banyak terobosan di bidang ekonomi dan finansial yang lahir. Sebut saja dompet digital, sebagai salah satu sarana menyimpan uang dan lahirnya budaya cashless society, alias kalau mau bayar udah nggak pusing keluarin uang tunai. Tapi sebagai negara yang disebut berflower alias masih berkembang, tentu saja ini tidak serta merta bisa diikuti oleh masyarakat.
Apalagi belakangan ini muncul kasus di mana terjadi masalah di akun-akun rekening bank atau dompet digital tersebut. Yang sulit melakukan transaksi, mudah terblokir, hingga lenyapnya saldo dari rekening karena dihack. Well, penyimpanan uang melalui rekening dan dompet digital memang bisa dibilang belum sepenuhnya mumpuni. Tapi, menyimpan uang dengan metode konvensional juga banyak kelemahannya, zheyenk…
Uang bisa mengalami kerusakan
Salah satu kekurangan menabung dengan celengan adalah uang bisa mengalami kerusakan. Bukan hanya terlipat atau lecek, uang juga resiko sampai bisa berlubang. Ini dikarenakan uang dimakan oleh rayap. Seperti yang dialami oleh seorang wanita asal Ciperna.
Ia yang tak mau disebutkan namanya itu, menukarkan uangnya ke Bank Indonesia di Cirebon. Ketika ditanya teller, uangnya rusak lantaran ia menabung di celengan plastik dan diletakkan di dalam lemari. Dan yang lebih mengagetkan lagi, uangnya yang mengalami kerusakan adalah sekitar Rp12 juta.
Tingkat keamanan yang sangat rendah
Kekurangan lainnya yang didapat dari menyimpan uang di celengan yaitu tingkat keamanan rendah. Sebab, celengan dapat diletakkan di mana saja dan itu bisa membuat orang lain dengan mudah untuk mengambilnya. Ya seperti adegan-adegan sinetron gitu lho hilangnya.
Apalagi kalau celengannya hanya berupa kaleng bekas dan tidak ada kuncinya. Bayangkan, yang disimpan dalam brankas dengan serial nomer saja masih bisa dibobol maling. Apalagi yang cuma pakai gembok seperti buku harian. Tak dipungkiri, metode menyimpan uang seperti ini masih menyisakan rasa was-was yang cukup besar.
Iman mudah goyah untuk mengambil uang di celengan
Ada reaksi yang berbeda ketika manusia membicarakan uang tanpa melihat wujudnya, dengan saat kita bisa memegang atau memandang uang tersebut. Sikap kita bisa berubah drastis dan cenderung gatal ingin menggunakannya. Bener nggak?
Menabung di celengan tentu saja lebih mudah diakses, bahkan dibelanjakan. Jika sudah begini, batal niat untuk mengumpulkan uang. Akibatnya, kalian tidak akan punya simpanan deh sedang benar-benar butuh dana darurat. Waduh, jangan sampai begini ya, Sahabat Boombastis.
Lebih banyak memakan tempat
Menabung di celengan memang menyenangkan. Apalagi ketika bobot celengan mulai berat, itu berarti uang yang dikumpulkan sudah berjumlah banyak. Namun, kalau kita masih tidak berniat untuk membongkarnya dan ingin tetap menabung di celengan, tentunya harus membeli tempat lagi.
Nah, artinya kita membutuhkan budget ekstra untuk membeli celengan yang baru. Begitu seterusnya sampai-sampai kita ini sepertinya butuh ruangan sendiri buat menyimpan celengan dan brankas. Repot juga kan? Belum lagi kalau mempertimbangkan faktor keamanannya.
BACA JUGA : Tanpa Libatkan Bank, Teknik Menabung dari Bos Pemulung Sanggup Bawa Dirinya Sukses Besar
Menyimpan uang di celengan itu sah-sah saja kok gengs. Akan tetapi, ada baiknya kita mulai mempertimbangkan metode yang lebih efisien sesuai dengan keadaan dan perkembangan jaman. Selain mempertimbangkan keamanan, juga memudahkan kita dalam menggunakan simpanan tersebut sewatu-waktu ketika dibutuhkan.