Belakangan ini marak beredar kabar adanya beras palsu berbahan dasar campuran plastik yang meresahkan masyarakat karena telah banyak menyebar di daerah Bekasi. Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian sendiri masih belum mengetahui darimana beras plastik itu berasal dan kandungan beras plastik yang beredar di wilayah tersebut.
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengaku masih menunggu hasil uji laboratorium guna mengungkap kandungan berbahaya dari beras sintetis tersebut. “Beras plastik masih diuji dulu di laboratorium. Jadi kami belum tahu beras itu berasal dari mana. Apakah ada unsur plastik atau tidak,” kata Rachmat ketika melakukan inspeksi ke Pasar Baru Cibinong, Jawa Barat, Rabu (20/5).
Meski belum tahu banyak mengenai kandungan beras plastik, Rachmat memiliki trik khusus untuk membedakan beras asli atau palsu. “Cara paling mudah untuk mengetahui beras itu asli atau plastik ya dengan cara dibakar. Kalau meleleh ketika beras tersebut dibakar berarti itu plastik,” katanya.
Sama halnya dengan Menteri Perdagangan, Direktur Jenderal Standarisasi dan Perlindungan Konsumen Widodo mendapatkan laporan bahwa beras plastik memiliki rasa yang berbeda dibandingkan dengan beras murni yang sehari-hari dikonsumsi. “Kalau saya baca itu bu Dewi (pelapor konsumen beras plastik) bilang rasanya kenyal seperti itu,” kata Widodo di kantor Kementerian Perdagangan, Rabu (20/5).
Menteri Perdagangan telah meminta kepada semua Kepala Dinas Perdagangan di seluruh daerah untuk mengecek dan melaporkan peredaran beras di wilayahnya masing-masing. Pihaknya akan bekerja sama dengan pihak terkait menelusuri sekaligus menindak tegas para pengedar beras plastik.
Pengawasan untuk beras plastik sudah dipantau bersama Bea Cukai sejak masuknya barang masuk ke pelabuhan. Sedangkan jika sudah masuk ke pasar, Kementerian Perdagangan akan menggandeng Kementerian lain untuk memantau pangan yang dijual ke masyarakat. Karena hal tersebut Kementerian Perdagangan bersinergi dengan Kementerian Pertanian. Untuk hal pangan olahan oleh BPOM.