Dari dulu kita sudah tahu kalau Gunung Jayawijaya adalah yang tertinggi di Indonesia. Menariknya lagi, di puncaknya terdapat salju yang kerap kali dibilang akan selalu abadi sepanjang masa. Namun sayangnya, puncak yang juga mempunyai nama Carstensz tersebut sepertinya terancam kehilangan benda putih dan dingin itu. Terbukti dari beberapa berita yang beredar akhir-akhir ini.
Di mana hampir semua pendaki dan ahli alam menuturkan kalau salju tersebut sudah mulai menipis. Tentu hal ini membuat semua pecinta gunung menjadi sedih. Pasalnya, Indonesia akan kehilangan satu-satunya puncak gunung yang mempunyai salju di atasnya. Tapi, apa benar salju tersebut akan benar-benar menghilang dari puncak gunung tersebut?
Begini kata BMKG tentang salju yang semakin menipis
Andi Eka Sakya selaku Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jakarta Pusat mengaku khawatir tentang kondisi salju yang ada di puncak Gunung Jayawijaya. Sebab, sejak tahun 2016 lalu, salju yang ada di puncak mengalami penurunan sekitar 1,43 meter. Sehingga kini ketebalan dari ice sheet tinggal tersisa 20,54 meter.
Menurutnya, kalau kondisi salju terus menerus menurun seperti ini, bisa jadi ice sheet akan lebih cepat menghilang dari yang diperkirakan. Bahkan, prediksi yang paling mengagetkan, salju indah tersebut paling cepat bisa menghilang di tahun 2020. Wah, kalau itu benar terjadi, siap-siap deh tahun depan negara kita kehilangan pemandangan indah satu ini.
Ini pendapat para pendaki yang pernah berkunjung ke sana
Menjadi gunung tertinggi dan terdapat banyak salju, puncak satu ini semakin diminati oleh para pendaki yang sudah benar-benar berpengalaman. Salah satunya adalah Kasman Arifin sebagai anggota Wanadri yang sudah menaklukkan Puncak Jayawijaya sejak tahun 1978. Mendengar berita tentang salju yang mulai meleleh, ia merasa sangat prihatin dan sedih.
Menurutnya, jika ice sheet benar-benar menghilang, puncak Gunung Jayawijaya akan kehilangan keunikannya. Dikarenakan salju ini muncul di khatulistiwa sehingga bisa memayungi hutan tropis yang berciri lurus dan tinggi. Ditambah lagi, “berkurangnya salju ini akan mengurangi tantangan di puncak Jayawijaya bagi para pendaki,” Begitu ungkap Kasman Arifin kepada jurnalistravel.com.
Hal inilah yang mungkin jadi penyebab lelehnya salju di Puncak Jayawijaya
Fenomena yang menyedihkan ini membuat banyak pihak angkat bicara. Khususnya tentang faktor pemicu melelehnya es di Puncak Carstensz. Salah satunya adalah Benny Marlissa selaku Kepala BMKG di Wamena. Menurutnya, es bisa lenyap karena penebangan hutan yang cukup tinggi di daerah setempat. Ini dapat terjadi karena faktor ekonomi masyarakat dan juga kurangnya pengawasan dari pemerintah.
Lalu, Andi Eka Sakya berpendapat lain. Kepada detik.com, ia berkata bahwa penyebab paling mungkin dari menghilangnya es di Puncak Jayawijaya adalah El Nino. Bagi yang belum tahu, El Nino merupakan fenomena memanasnya suhu permukaan laut di Samudera Pasifik. Akibatnya, es di puncak tertinggi di Indonesia tersebut menjadi semakin berkurang setiap waktunya.
Kalau salju hilang, ini dampaknya bagi alam
Mungkin Sahabat Boombastis mengira-ngira, apa yang akan terjadi apabila salju benar-benar lenyap dari puncak. Nah, dilansir dari detik.com, suhu permukaan di Indonesia akan mengalami kenaikan yang sangat drastis. Alhasil, bisa memicu hujan yang sangat deras, terutama di daerah Papua dan sekitarnya.
Andi Eka Sakya pun menambahkan, jika suhu naik terus, maka uap air yang diproduksi menjadi semakin banyak. Jadi, itu bisa membuat intensitas hujan lebih banyak dari biasanya. Apabila fenomena ini sudah terjadi, akan berpotensi banjir dengan arus yang sangat deras.
Jika tak mau ini terjadi, ada hal yang perlu dilakukan
Dengan adanya fenomena ini, tentunya kita tidak bisa tinggal diam. Kita harus melakukan sesuatu agar alam kita jauh dari yang namanya bencana. Sekaligus menjaga kelestarian es di Puncak Jayawijaya yang dari dulu mendapat sebutan abadi. Lantas, bagaimana caranya?
Adalah mencoba mengubah lingkungan sekitar menjadi lebih hijau. Seperti memperbanyak penanaman pohon. Tapi, hal ini juga perlu ada campur tangan dari pemerintah untuk selalu mengawasi aktivitas yang berhubungan dengan alam. Seperti pertambangan, penebangan pohon dan lain sebagainya yang tidak boleh dilakukan secara berlebihan.
BACA JUGA : Rahasia yang Tersimpan di Balik Megahnya Puncak Carstensz, Tiang Dunia di Bumi Papua
Berdasarkan ulasan di atas, kita jadi tahu kalau penipisan salju di Puncak Jayawijaya berhubungan dengan ulah manusia. Di mana mereka melakukan penebangan hutan yang mengakibatkan iklim menjadi tak karuan. Akibatnya, es menjadi lebih tipis dan diprediksi bisa lenyap dalam waktu dekat. Namun, kita doakan saja semoga salju di Puncak Jayawijaya tidak jadi meleleh seperti yang diperkirakan. Asalkan, manusianya juga ikut mengubah gaya hidupnya.