Penembakan Masjid Al Noor, Christchurch di Selandia Baru merupakan momen yang bikin patah hati seluruh dunia. Pasalnya, umat muslim yang sedang melakukan ibadah salat Jumat ditembak secara brutal oleh pemuda Australia berusia 28 tahun bernama Brenton Tarrant. Terorisme yang dilakukan oleh seorang kulit putih ini mendapat berbagai macam respon dari seluruh negara.
Beberapa mengutuk tindakan tersebut sebagai terorisme, tapi senator asal Australia, Frasser Anning menyatakan bahwa penembakan dilandasi dengan meningkatnya populasi muslim yang menurut definisinya adalah teroris sebenarnya. Presiden Trump juga menyatakan “best wishes,” dalam cuitannya, meskipun menyebut kejadian di Selandia Baru adalah pembantaian yang kejam. Netizen menudingnya tak berani menyebut pria kulit putih melakukan serangan teroris.

Melihat masyarakat ketakutan, khususnya umat muslim di dunia
“Yaampun aku jadi takut ke luar negeri,” “ngeri banget sih, kok tega, ya,” atau “jadi was-was begini, anjir,” adalah respon yang paling diinginkan si teroris. Ketakutan melihat manusia diberondong peluru memang sebuah respon yang alami. Hanya saja, ada baiknya jika Sahabat Boombastis tak mencuitkan hal tersebut di media sosial. Sekali teroris melihat respon tersebut, dirinya pasti akan mengira aksinya telah sukses.

Memecah belah umat muslim, sudah hampir terjadi di Indonesia
Mengingat bagaimana si teroris ini adalah pria berkulit putih, menggunggah banyak masyarakat untuk berasumsi mengenai teori-teorinya sendiri. Terlebih lagi, ia mendapat dukungan dari Senator Australia, Frasser Anning, yang akhirnya dikecam seluruh dunia hingga dilempari telur oleh seorang bocah. Apakah sebenarnya terorisme ini mengandung adu domba antar ras dan bukannya agama?

Semua mata tertuju padanya
Kasarnya, si teroris ini “butuh perhatian.” Ketika lebih banyak orang lagi mencari tahu siapa dirinya dan apa motifnya, ia akan semakin senang, karena seolah-olah masyarakat tengah mengikuti jejaknya. Hal ini semakin diperkeruh di Indonesai, dengan Atta Halilintar yang berencana membuat konten tentang aturan bersenjata dan cara menembak yang benar.

Tentang rencana vlog Atta Halilintar dan respon netizen
Unggahan Atta Halilintar yang tengah berpose menembak sambil memegang pistol, tetapi diberi caption “Setan biadab kau Brenton, nangis nonton videonya,” menuai respon negatif dari netizen Indonesia. Seperti yang sudah dijelaskan pada poin pertama, teroris akan senang jika rekaman video yang diunggahnya ditonton banyak orang dan menebarkan ketakutan.


BACA JUGA: 5 Paranoid Meresahkan yang Dialami Masyarakat Indonesia Gara-gara Kejadian Bom
Dengan adanya kejadian penembakan di Selandia Baru ini, jangan sampai masyarakat Indonesia terpecah belah. Seorang pria di Inggris saja bersedia menjaga masjid ketika muslim sedang melakukan ibadah salat Jumat dengan menuliskan pesan “kalian adalah temanku, aku akan terus menjaga saat kalian ibadah.” Warga di Selandia Baru pun membagi-bagikan bunga serta menjaga pintu masjid dan bahkan menawarkan kepada para muslim apa yang mereka butuhkan, agar mereka saja yang keluar untuk membelanjakan. Masa iya apa yang diinginkan teroris ada semua dalam masyarakat Indonesia?