Setelah sebelumnya sempat mengalami gangguan beberapa waktu lalu, kini aplikasi jejaring pertemanan sosial seperti Facebook, Instagram dan sistem komunikasi Whatsapp, dikabarkan kembali bermasalah. Seperti yang diwartakan oleh theverge.com, ketiga aplikasi populer itu masih belum bisa diakses di beberapa wilayah dunia.
Dikutip dari tirto.id, baik Facebook, WhatsApp dan Instagram, juga Dikabarkan mengalami gangguan atau “down” pada Kamis dini hari waktu Indonesia. Namun, pernahkah kita membayangkan jika hal tersebut akan terjadi dalam waktu yang tidak ditentukan? Tak hanya kegiatan ber-sosmed saja yang mungkin akan sedikit terganggu, beberapa hal di bawah ini juga akan timbul dari dampak macetnya ketiga aplikasi di atas.
Mendorong masyarakat mencari aplikasi alternatif agar tetap bisa eksis di dunia maya
Peristiwa tumbangnya aplikasi populer seperti FB, IG dan WA di atas, tampaknya pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Meski menyulitkan, toh masyarakat yang melek teknologi dewasa ini mungkin akan mencari alternatif apps lain yang masih bisa mereka gunakan. Memang tak sepenuhnya bisa mengakomodir seperti apa yang diinginkan. Tapi hal tersebut setidaknya bisa membuat mereka eksis di dunia maya lewat platform yang berbeda. Toh, aplikasi untuk main sosmed dan ber-chatting ria bukan hanya FB, IG dan WA kan?
Kegiatan bisnis mungkin akan terhenti dalam batas waktu yang tidak ditentukan
Bagi mereka yang menggunakan FB, IG dan WA hanya sebatas main sosmed dan chatting belaka, peristiwa di atas tampaknya bukan menjadi masalah yang besar. Namun, kondisi sebaliknya bakal diterima oleh para pebisnis yang menjadikan aplikasi tersebut sebagai mata pencahariannya. Sebutlah jualan secara online, endorse produk, promosi dan sebagainya, sedikit banyak akan berimbas pada aktivitas harian mereka. Tentu saja, hitungan-hitungan omset juga dipertaruhkan di sini.
Bisa istirahat sejenak dari riuhnya dunia media sosial yang kadang memusingkan
Mungkin, hal ini hanya akan dirasakan oleh mereka yang benar-benar sadar. Bahwa sesuatu yang mereka lihat dalam genggaman (baca media sosial), bukanlah sesuatu yang benar-benar dibutuhkan dalam hidup. Jika mau direnungi secara bijaksana dan mendalam, tumbangnya FB, IG dan WA, merupakan kesempatan kita untuk sejenak menjauh dari riuhnya dunia maya dan pemberitaan yang terkadang cukup memusingkan. Seperti perpecahan gara-gara beda pendapat, hoaxs, dan lain sebagainya.
Mengubah kebiasaan kita agar bisa lebih bijak dalam menghabiskan waktu
Meminjam istilah digital detox-nya Baratunde Thurston pada artikel “Baratunde Thurston Leaves Internet” yang dimuat oleh majalah Fast Company, kegiatan menjauhi ruang maya dinilai mampu mengembalikan pikiran kita ke realita sebenarnya untuk berpikir secara jernih. Bahwa masih ada orang terdekat seperti keluarga, rekan dan sahabat, yang sejatinya lebih membutuhkan perhatian kita. Tak hanya itu, kita juga akan dibiasakan untuk lebih menghargai waktu dengan cara memanfaatkannya untuk kegiatan positif. Daripada membiarkannya tergerus begitu saja oleh dunia digital tanpa keuntungan yang bisa diambil.
BACA JUGA: Ketika Whatsapp Tak Lagi ‘Merakyat’, 5 Aplikasi Ini Bisa jadi Alternatif Agar Chatting Jalan Terus
“Secanggih-canggihnya teknologi buatan manusia, pasti bisa error juga“. Agaknya, pepatah di atas yang sedikit dimodifikasi oleh penulis, mempunyai korelasi dengan peristiwa tumbangnya IG, FB dan Wa. Meski kegiatan ber-sosmed agak terganggu, setidaknya kita bisa menyikapi hal tersebut secara bijaksana. Seperti meninggalkan sejenak akan riuhnya dunia maya, dan mencoba berinteraksi secara langsung dengan sekeliling kita.