Perbincangan tentang bunuh diri kembali menjadi sorotan. Kasus kali ini agak unik karena sebelum mengakhiri hidupnya, mahasiswa bernama Afif Dhia Amru yang tinggal di Tangerang ini sudah ditemukan tak bernyawa di dalam kamar kosnya. Sebelum meninggal, Afif sempat membuat status ‘warning signs’ jika ia memang merencakanakan mengakhiri hidup. Sialnya, tak ada yang memberi respon positif kepadanya.
Kejadian seperti ini sebenarnya bukan kali pertama loh, Sahabat. Pada 2017 lalu, hal serupa juga pernah dialami. Parahnya, bunuh diri live facebook tersebut malah mendapat banyak hujatan hingga si pelaku tergeletak tak bernyawa.
Nah, kembali lagi ke kasus yang dialami oleh Afif di atas. Gelagat yang menyatakan bahwa dirinya tertekan dan mungkin mengalami depresi sebenarnya sudah tercium sedari Desember 2018. Cuitan Afif menunjukkan bahwa ia kecewa hingga bermasalah dalam asmara. Hal tersebut masih berlanjut hingga bulan Januari, saat ia terus menerus berbicara tentang pilihan yang salah, ditinggalkan teman-temannya, Sesuatu yang menyakitkan, dan puncaknya keinginan untuk enyah dari muka bumi.
Sayangnya, saat ia mengunggah cuitan terakhir –yang mengindikasikan ingin bunuh diri, malah banyak komentar menyudutkan, bilang kalau bunuh diri itu adalah hal yang salah, bilang bahwa ia cari perhatian saja, sampai menghujani dengan dalil. Walaupun tak sedikit pula yang memberikan semangat dan dukungan.
Singkatnya, saat Afif bercerita melalui tweet-nya tak ada teman yang benar-benar peka dan menanyakan apa masalah yang sedang ia hadapi. Hingga pada akhirnya, ia mengirim sebuah foto botol racun yang akan ia minum kepada temannya, Egard Kenanth (19). Egarr kemudian langsung mendatangi kontrakan Afif dan menuju kamarnya. Sayang, tak ada jawaban karena pintu kamarnya terkunci dari dalam. Menjelang sore, 17.40 kamar dibuka secara paksa, dan Afif sudah ditemukan tak bernyawa karena menenggak racun jenis Arsenik. Botol racun yang ia minum ditemukan tak jauh dari muntahan dan dirinya yang tertelungkup ke ubin.
Usut punya usut, salah seorang temannya yang kuliah di satu kampus mengatakan bahwa korban sempat mengeluh karena tak memiliki uang untuk membayar kuliah dan hidup sehari-hari. Sebelumnya, Afif juga dikabarkan pernah cuti karena terkendala biaya.
Apa yang bisa kita pelajari dari kejadian di atas? Jadi, Sahabat Boombastis semua, setiap orang bisa mengalami depresan dan stress. Dalam hal ini cara mengungkapkannya bisa berbeda-beda, bisa saja hanya diam dan tak bercerita kepada siapapun, atau menunjukkan tanda-tanda seperti yang terjadi kepada Afif di atas. Nah, jika kita menemukan teman seperti ini, maka coba tanyakan apa masalah mereka, bujuk untuk bercerita, tawarkan bantuan, atau apapun yang mungkin bisa meringankan bebannya. Jangan dihujat, dibilang cari perhatian, atau malah memberikan ocehan bahwa bunuh diri itu adalah sebuah kesalahan.
BACA: Peristiwa Bunuh Diri Paling Tragis Ini Pernah Dipamerkan di Internet
Karena, banyak penghakiman dari lingkungan terkadang memicu seseorang yang depresi tambah ingin mengakhiri hidup mereka, loh. Orang depresi hanya memerlukan pengakuan bahwa masih banyak orang yang menghargai keberadaan mereka. Anggapan bahwa mereka ada dan berguna bisa membantu mereka pulih secara perlahan. Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari beberapa kisah mereka di atas ya.