Ada yang bilang, bekerja tak akan terasa capek jika kamu melakukannya karena memang mencintai hal tersebut. Mungkin itulah yang dirasakan oleh tim SAR (search and rescue) a.k.a para ranger gunung yang tugasnya mengevakuasi orang-orang yang hilang dan mungkin meninggal di gunung.
Meskipun mencintai pekerjaan mereka, yang jelas hal tersebut bukan sesuatu yang mudah. Mereka haruslah orang-orang bermental kuat yang siap menyelamatkan nyawa sekarat, atau mungkin yang sudah tidak lagi bernyawa. Halangan tersebut adalah pemanis kehidupan yang mau tak mau tetap harus dilewati.
Bermental baja dan siap menyelamatkan pendaki
Dewasa ini mendaki gunung menjadi tren baru yang digandrungi para millennial. Tetapi, kadang mereka sering ceroboh dan tidak memperhatikan keselamatan jiwa. Hal inilah yang kadang membuat repot banyak orang. Jika masih ingat dengan Erri Yunanto yang jatuh ke kawah Merapi karena nekat naik ke puncak Garuda, hal tersebut ternyata punya kisah tersendiri, terutama dari para tim SAR. Salah satu yang mengevakuasi Erri adalah Bakat Setyawan (Lahar).
Evakuasi sangat sulit mengingat ada banyak kemungkinan yang bisa jadi membuat sang penyelamat juga terancam nyawanya. Lahar yang ketika itu tidak enak badan tetap menyanggupi mengambil jenazah Erri di kawah Merapi. Untungnya, Lahar berhasil mengangkat dan membawa Erri ke posko dan disambut suka cita ratusan orang yang sudah menunggunya.
Siap siaga kapan saja dibutuhkan
Lagi enak-enak kumpul bersama keluarga, eh ada kabar pendaki yang hilang. Terpaksa mau tak mau harus berangkat ke lokasi kejadian. Padahal jika mau dipikir-pikir, hilangnya orang yang mendaki pasti kesalahan dari mereka sendiri bukan, namun ranger gunung ini bekerja tanpa pamrih. Mereka akan sangat senang jika ternyata bisa menemukan kembali orang yang hilang, apalagi sampai membawa mereka kepada keluarganya dalam keadaan masih bernyawa.
Nah, di sisi lain, meskipun tim SAR dan penyelamat ini ditugaskan untuk pekerjaan itu, ada loh yang melakukan dengan sukarela. Karena bagi mereka dibayar tak dibayar akan sama saja, toh mereka ingin bergerak karena merasa terpanggil jiwanya.
Dengan senang hati membersihkan gunung dari sampah para pendaki
Banyak sekali para pendaki yang mengaku cinta alam tapi buang sampah di gunung sembarangan. Sampah ini jelas akan membahayakan makhluk hidup yang meninggali hutan di sana. Dengan senang hati, para ranger gunung akan naik dan membawa pulang sampah pendaki yang tak bertanggung jawab itu.
Apakah hal seperti ini membuat mereka kesal dan kapok? Jelasnya tidak. Mereka akan kembali lagi ke gunung dan memungut setiap botol, bekas tisu basah, serta bungkus makanan yang dibuang sembarangan. Nah, buat kalian yang suka naik gunung, jangan cuma menikmati keindahannya saja, tapi pedulilah dengan alamnya juga, ya.
Perasaan damai setelah melakukan hal yang mereka cintai
Orang-orang yang rela mengambil sampah, mencari orang hilang, atau mungkin mengevakuasi pendaki benar-benar sosok yang berhati mulia. Karena mayoritas mereka adalah pecinta alam, hal tersebut tentu dijadikan sebagai jalan mencintai negeri melalui hal yang mereka sukai.
Setelah misi berhasil, tak perlu selelah apapun yang muncul di hati adalah perasaan legowo dan damai. Ya, sama seperti mereka, orang yang tersesat pastinya meninggalkan orang tercinta yang menunggu mereka pulang ke rumah dengan selamat.
BACA JUGA: Hilang Sebulan di Gunung dan Ditemukan Tinggal Tulang, Begini Mirisnya Kisah Santri Ini
Menjadi bagian tim SAR dan penolong para pendaki di gunung bukanlah hal mudah. Banyak halangan dan rintangan yang harus diadapi, dari cuaca, hewan buas, serta mungkin maut yang mengintai mereka. Sekarang, tugas kamu yang mencintai gunung, cobalah menjadi pendaki yang bijak. Saat memasuki hutan dan melewati terjalnya gunung, tak usah rusak pohonnya, jangan melanggar apa yang sudah jadi larangan, dan bawa sampahmu turun. Karena hanya dengan begitu kita bisa dikatakan sebagai orang yang benar-benar mencintai alam, dan pastinya mengurangi beban para ranger gunung.