Setiap bencana yang datang pasti meninggalkan duka mendalam tersendiri bagi orang yang mereka tinggalkan. Kejadian tsunami Selat Sunda yang melibas Lampung dan Banten beberapa waktu lalu juga meninggalkan kisah pilu tersendiri, terlebih bagi seorang bocah asal Lampung bernama Ahmad Dinata Adit Saputra atau sering dipanggil Adit. Ia tak pernah menyangka jika pada akhirnya harus kehilangan keluarganya karena musibah yang menewaskan mereka.
Kisah Adit yang berhasil selamat dari tsunami menarik perhatian netizen. Mereka memuji ketegaran bocah yang kini duduk di bangku kelas VI tersebut. Bagaimana keteguhan hati seorang anak kecil menghadapi musibah ini? Yuk, simak kisahnya berikut!
Murung berhari-hari di tenda pengungsian
Sosok Adit viral setelah adanya sebuah postingan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Lampung Selatan yang tengah membagi-bagikan bantuan pada korban bencana tsunami. Adit merupakan salah satu anak yang tinggal di tenda pengungsian Desa Totoharjo. Adit sendiri berulang-ulang meminta untuk diantar melihat kondisi rumahnya di Desa Kunjir, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan, yang kini sudah luluh lantak diterjang tsunami.
Ekspresi murung Adit lah yang tertangkap kamera ketua IDI Lampung, Wahyu Wibisono. Setiap diberi makanan, ia selalu memasukkan snack ke dalam tas dan mengatakan bahwa makanan itu akan ia berikan untuk sang adik. Hati siapa coba yang tidak terketuk, Sahabat.
Selamat karena sepak bola
Adit sendiri terselamatkan dari bencana tersebut karena sepak bola. Sebelumnya ia mengikuti Invitasi Sepak Bola U-13 Pra Penyisihan Piala Asia di Lampung. Singkatnya, bocah tersebut tidak berada di rumah saat tsunami menyapu bersih Lampung dan Selat Sunda. Beruntung, Adit selamat dari bencana tsunami dan bisa bertemu dengan ayah kandungnya.
Namun, ayahnya sendiri tak tega mengatakan jika ibu dan adiknya sudah meninggal dunia. Sang ayah berdalih bahwa nanti mereka akan menjenguk keduanya di rumah sakit. Setelah menangis dan melepas kesedihan di pengungsian, ia kemudian pergi ke rumah saudaranya yang ada di Desa Way Muli, Kalianda bersama ayahnya. Saat dikatakan dengan jujur bahwa ibu dan adiknya meninggal meski shock, Adit lama-kelamaan bisa menerima hal tersebut.
Diangkat anak oleh Aiptu Turono
Tak kalah sedih adalah cerita dari seorang polisi bernama Aiptu Turono yang diunggah di Instagram @sutopopurwo. Mulanya, ia beserta istrinya sedang membawa bantuan kebutuhan balita di Posko Totoharjo. Ia menghampiri Adit yang ketika itu melamun dengan tatapan kosong. Ketika ditanya oleh Turono, seketika bocah tersebut ingin dipeluk dan langsung menangis.
https://www.instagram.com/p/Br88iLzAOce/?utm_source=ig_embed
Walaupun saat itu belum mengetahui penyebabnya, sang polisi dengan senang hati menenangkan dan memberi dukungan kepada Adit. Ia bahkan meminta Adit untuk memanggil ia dan istrinya dengan Papi dan Mami, layaknya orangtua sendiri.
Diizinkan orangtua kandungnya ke rumah Aiptu Turono
Bagaimanapun, Aiptu Turono berniat untuk membantu Adit sembuh dari traumanya setelah ditinggal ibu serta adiknya. Oleh ayah kandungnya Subandi, Adit diizinkan tinggal di rumah Aiptu Turono beberapa hari di Kabupaten Pesawaran, yang berjarak 110 kilometer dari lokasi bencana.
“Adit termasuk sosok anak yang cepat bergaul, rajin salat, serta periang” tutur Aiptu Turono seperti dilansir dari laman kompas.com. tiga hari di rumah sang polisi, ia meminta diantar pulang. Lebih jauh, Aiptu Turono mengatakan bahwa ia siap menjemput Adit kapanpun ia mau bermain ke rumahnya.
BACA JUGA: Menakjubkan! Inilah 4 Mukjizat yang Terjadi di Tsunami Banten dan Lampung
Ada banyak anak yang kehilangan orangtua dan kerabat mereka. Kehilangan rumah, sekolah, serta mungkin teman sepermainan. Mereka harus dirangkul dan perlahan diajak untuk sembuh dari trauma yang menimpa. Semoga semua anak yang menjadi korban –semua yang bernasib seperti Adit- tetap menjadi sosok tegar dan kuat. Mari kita bantu saudara kita dengan berbagai cara, moril ataupun secara materi. Bantu Indonesia bangkit!