Banyak di antara pengusaha sukses yang berhasil membesarkan bisnisnya di Indonesia, menjadi perusahaan terkemuka di dunia. Salah satunya adalah sosok Lakshmi Mittal. Dilansir dari antaranews.com, taipan baja berdarah India itu meniti karir bisnis pertamanya di Sidoarjo, Jawa Timur.
Sempat menetap di salah satu kota industri di Indonesia tersebut, Lakshmi sukses melebarkan usahanya hingga ke penjuru dunia. Hingga saat ini, namanya pun menjadi langganan daftar sebagai salah satu orang terkaya di muka bumi. Menariknya, semua hal besar tersebut berawal dari keputusannya membuka bisnis di Indonesia.
Berawal dari pabrik baja di Indonesia
Dilansir dari tempo.co, Lakshmi mendirikan PT Ispat Indo yang merupakan pabrik baja pertamanya di Kedung Turi, Sidoarjo, Jawa Timur pada 1976. Saat berproduksi, kapasitasnya terus mengalami peningkatan yang pesat. Mulai dari 65 ribu ton, hingga mencapai 700 ribu ton. Selama 14 tahun, Lakshmi dengan telaten mencurahkan perhatiannya pada bisnisnya itu. Setelah berkembang, ia mulai melebarkan sayap usahanya dengan membeli perusahaan baja di luar negeri.
Hendak membeli perusahaan baja nasional dan lakukan kerjasama strategis
Sukses bersama korporasi Mittal Steel, Lakshmi berencana untuk menjadi investor strategis buat Krakatau Steel, perusahaan baja milik pemerintah. Sumber dari tempo.co menuliskan, Lakshmi yang kala itu telah menetap di negeri ratu Elizabeth, datang jauh-jauh dari rumahnya di London, Inggris, untuk menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono perihal rencana tersebut. Ia ingin mengajak Krakatau membentuk perusahaan patungan dengan mendirikan pabrik baja terpadu (greenfield steel complex) di Cilegon dengan kapasitas 2,5 juta ton.
Sukses melebarkan usahanya hingga ke luar negeri
Tak hanya dengan Krakatau Steel, Lakshmi juga menjalin kerjasama dengan PT Aneka Tambang Tbk untuk menggarap eksplorasi batu bara, bijih besi, nikel, dan mangan. Sumber dari tempo.co menuliskan, ia menganggarkan dana sebesar US$ 5-10 miliar (Rp 46-92 triliun) untuk rencana tersebut. Di luar negeri, perusahaannya banyak mencaplok usaha-usaha di bidang produksi baja yang hampir bangkrut.
Sosok ambisius yang dijuluki “Rajanya Baja”
Dalam menjalankan bisnisnya, Lakshmi membeli perusahaan yang sudah kolaps di negara-negara yang bukan menjadi tujuan utama investasi. Salah satunya adalah bisnis baja Iron & Steel Company, milik pemerintah Trinidad & Tobago. Dilansir dari tempo.co, perusahaan tersebut dibenahi kemudian menjadi bagian dari Mittal Steel miliknya. Alhasil, produksi pabrik Lakshmi sempat menembus 49,2 juta ton, dengan pendapatan US$ 28 miliar. Terlebih, pria kelahiran Sadulpur, Rajasthan, India itu juga sukses membeli saham perusahaan tambang saingannya, Arcelor seharga US$ 38 miliar. Media-media di Inggris pun menjulukinya sebagai King of Steel.
Masuk dalam daftar orang-orang terkaya di muka bumi
Lewat ArcelorMittal, Lakshmi berhasil menduduki posisi ke-68 sebagai milyuner 2018 di seluruh dunia dengan total kekayaan mencapai 13,8 milyar dolar (Rp 198 triliun). yang dikutip dari forbes.com. Perusahaannya sendiri telah memproduksi 117,2 juta ton baja—setara 10 persen pasar dunia, dengan pabrik yang tersebar lebih dari 60 negara. Pendapatannya pun menyentuh angka US$ 105 miliar (Rp 963 triliun), dengan laba bersih US$ 10,36 miliar.
BACA JUGA: Mukesh Ambani, Si Pengusaha Terkaya di India yang Kisah Hidupnya Bikin Takjub!
Sosoknya yang ambisius dan tanpa basa-basi, menjadi salah satu kekuatan dari seorang Lakshmi Mittal menguasai bisnis baja dunia. Sikap inilah yang harus dimiliki oleh mereka yang ingin sukses dalam bisnisnya. Bukan sekedar to the point semata, hal juga tersebut diimbangi dengan analisa yang kuat dan teknik bisnis secara cermat.