Selama kampanye militer Indonesia terhadap Timor-Timur (kini Timor Leste) sejak 1975 hingga 1999, ada banyak peristiwa berdarah yang terjadi dan melibatkan kedua pihak. Salah satunya terjadi di kota Balibo. Di mana selain penduduk sipil yang menjadi korban, tragedi tersebut juga menewaskan lima orang wartawan asal Australia.
Sumber dari cnnindonesia.com menuliskan, kasus tersebut bahkan sempat mencoreng nama TNI serta mengganggu hubungan kedua negara. Tentu saja, pihak internasional pun menuding pihak Indonesia harus bertanggung jawab atas peristiwa itu. Lantas, apa yang terjadi di Balibo sebenarnya sehingga begitu menghebohkan?
Berawal dari terbunuhnya lima wartawan asal Australia
Peristiwa Balibo yang menjadi sorotan internasional, merupakan buntut dari tewasnya lima reporter asing yang tengah meliput konflik politik di wilayah tersebut. Dilansir dari cnnindonesia.com, mereka adalah Greg Shackleton (29) dan Tony Stewart (21) dari Australia, Gary Cunningham (27) dari Selandia Baru, Brian Peters (24) dan Malcolm Rennie(29) dari Inggris. Kelimanya dilaporkan hilang pada 16 Oktober 1975, dan akhirnya ditemukan dalam kondisi telah meninggal dunia. Seperti adegan di atas yang merupakan potongan film Balibo Five yang dilarang tayang di Indonesia.
Memicu ketegangan hubungan antara Indonesia dan Australia
Kematian kelima wartawan yang melakukan peliputan untuk Channel 7 dan Channel 9 Australia tersebut, memicu ketegangan antara Indonesia dengan negeri Kanguru. Sumber dari cnnindonesia.com menyebutkan, mereka tewas setelah terjebak dalam baku tembak antara pasukan Fretilin dan rivalnya, Uniao Democratica Timorense (UDT) menurut versi pemerintah Indonesia. Tak puas, pihak Australia pun akhirnya melakukan investigasi pada masalah tersebut.
Sempat menyeret nama militer Indonesia
Peristiwa Balibo yang menewaskan lima orang jurnalis asing, pada akhirnya membuat nama tentara Indonesia tercoreng di mata internasional. Dilansir dari cnnindonesia.com, hal tersebut semakin menguat saat tim forensik yang diterjunkan pada 2007 silam, menemukan bahwa kelima jurnalis itu tewas karena dieksekusi. Bukan tidak sengaja tertembak. Buntut dari peristiwa yang ada, tragedi berdarah itu sempat digunakan menjadi bahan pada pembuatan film Balibo Five yang sarat dengan kontroversi.
Penyelidikan yang berujung pada pembuatan film yang dilarang tayang di Indonesia
Saat ditemukan fakta bahwa kelima wartawan tersebut meninggal karena dieksekusi, sebuah film berjudul Balibo Five kemudian muncul pada 2009. Kisah yang diambil berdasarkan buku Cover-Up karya Jill Jolliffe ini, dirpoduksi oleh Arenafilm Australia dan disutradarai oleh Robert Connolly. Meski memenangi penghargaan Australian Film Critics Association tahun 2009, film ini dilarang beredar di Indonesia oleh Lembaga Sensor Film karena dianggap menyudutkan Indonesia. Khususnya dari pihak ABRI (sekarang TNI).
Kasus investigasi yang akhirnya ditutup
Sempat ditelisik pada kurun waktu 1970-an hingga terakhir tahun 2009, penyelidikan kematian wartawan di Balibo akhirnya dihentikan oleh Kepolisian Federal Australia (AFP) karena kekurangan bukti. Sumber dari cnnindonesia.com menuliskan, hal ini juga didukung oleh Kedutaan Besar Australia di Jakarta, di mana mereka telah mengambil kesimpulan bahwa pada saat ini barang bukti tidak mencukupi untuk menyatakan adanya pelanggaran yang terjadi dalam kasus Balibo.
BACA JUGA: Mengerikan! 5 Pembantaian Ini Pernah Terjadi di Indonesia
Memang, peristiwa sejarah yang berlalu begitu cepat, akan menguap begitu saja jika tanpa didasari fakta dan bukti kuat di lapangan. Hal ini pun rentan dibelokkan dan rawan ditunggangi oleh oknum tertentu untuk memprovokasi tindakan yang berujung kericuhan. Semoga saja, peristiwa pahit yang telah terjadi di masa lalu, bisa menjadi sebuah pelajaran penting, khususnya bagi Indonesia dan Timor Leste agar tidak terulang kembali di masa yang akan datang.