Dengan ditemukannya black box milik pesawat Lion Air JT 6210 beberapa waktu lalu, bakal menjadi babak baru untuk memulai penyelidikan yang menjadi penyebab kecelakaan. Selain dibantu oleh tim pencari yang terdiri dari unsur aparat TNI, Polri dan Basarnas, keberhasilan mereka menemukan benda penting itu juga tak lepas dari sosok KR Baruna Jaya.
Armada laut milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), turut dikerahkan untuk membantu proses pencarian badan pesawat maupun black box di dasar laut. Dengan mengerahkan beragam teknologi canggih yang dimilikinya, KR Baruna Jaya menjadi salah satu andalan bagi personel SAR untuk membantu pekerjaan mereka.
Multibeam Echosounder Hydorsweeps DS
Letak obyek yang teronggok di dasar lautan, membuat para personel SAR harus menggunakan perangkat bernama Mulitbeam Echosounder Hydorsweeps DS ini. Sumber news.detik.com menuliskan, fungsi dari alat tersebut digunakan untuk melakukan pemetaan biometri di dalam laut. Sebagai tambahan informasi, perangkat ini juga merupakan hasil pengembangan dari Single Beam Echo Sounder, di mana tugasnya untuk menangkap gambaran atau model bentuk permukaan (topografi) dasar perairan.
G-882 Marine Magnetometer
Untuk mendeteksi adanya benda logam di dasar lautan, para personel SAR gabungan dimudahkan dengan adanya alat Marine Magnetometer (megato meter). Laman geometrics.com menyebutkan, model G-882 ini dirancang untuk kapal-kapal kecil yang tengah melakukan survei di perairan dangkal. Sistem yang dimiliki oleh alat ini, sangat cocok untuk pendeteksian dan pemetaan semua ukuran benda-benda besi. Di antaranya adalah jangkar, rantai, kabel, saluran pipa, puing-puing kapal karam yang tersebar, amunisi semua ukuran (UXO), pesawat terbang, mesin dan objek lain yang memiliki daya tarik magnetik.
Side Scan Sonar Edgetech 4125
Senada dengan fungsi dari Mulitbeam Echosounder , Side Scan Sonar buatan Edgetech ini digunakan untuk melakukan pemetaan yang lebih tajam. Sumber dari edgetech.com menulis, sistem dari 4125 dilengkapi dengan teknologi EdgeTech’s Full Spectrum® CHIRP, yang memberikan citra resolusi tinggi dengan jangkauan hingga 50% lebih besar daripada sistem non CHIRP yang beroperasi pada frekuensi yang sama. Tak heran, keberadaannya diperlukan untuk menghasilkan gambaran mapping yang lebih jelas. Tak hanya itu, Side Scan Sonar ini juga memang ditujukan untuk keperluan SAR dan survey di perairan dangkal.
USBL Transponder
Terakhir ada alat yang bernama USBL transponder. Di mana perangkat ini digunakan untuk menangkap sinyal yang dipancarkan oleh black box setelah tersentuh air. Dilansir dari news.detik.com, data yang dihasilkan akan ditransfer masuk ke software pada komputer yang bernama Apos. Cara kerjanya mirip dengan perangkat ping locator untuk mencari posisi obyek di dasar lautan. Nantinya, sinyal black box yang ditangkap akan disajikan dalam bentuk titik-titik yang terlihat di layar komputer.
Remote Operate Vehicle-Seaeye 12196 Falcon
Selain dilengkai berbagai alat pendeteksi di atas, KR Baruna Jaya juga mengoperasikan Remote Operated Vehicle (ROV) atau robot bawah laut yang menyerupai kendaraan yang bisa dikendalikan dari jarak jauh. Sumber dari saabseaeye.com menyebutkan, perangkat bernama Falcon ini memang ditujukan untuk proses survey perairan dangkal dan keperluan SAR. Dilengkapi dengan monitor yang terhubung langsung dengan alat, proses pencarian maupun evakuasi bisa dipantau secara real-time.
Sudah selayaknya Indonesia harus memiliki sederet teknologi canggih seperti KR Baruna Jaya di atas. Selain untuk memudahkan kinerja dan proses pencarian para personel SAR, keberadaan alat-alat modern itu sekaligus membuktikan, bahwa negara ini juga siap untuk menanggulangi berbagai kecelakaan dan peristiwa yang ada. Khususnya di permukaan dan dasar laut. Gimana menurutmu Sahabat Boombastis?