Pada umumnya, selain para penumpang insiden jatuhnya pesawat juga acap kali menelan korban dari mereka yang menjadi pilot. Bahkan hampir kebanyakan kasus yang ditemui penulis, para pengemudi pesawat acap kali ditemukan kehilangan nyawa setelah alami peristiwa macam ini. Begitu juga dengan Bhavye Suneja, pria yang mengemudikan pesawat Lion Air JT 610. Meski belum ada konfirmasi langsung mengenai kabarnya, namun jika melihat keterangan Basarnas yang memprediksi tidak ada korban selamat dalam peristiwa tersebut ,agaknya tidak salah jika menyebut pria India ini kini telah terbang ke ‘Surga’.
Namun, sekali lagi Boombastis mengharapkan jika masih ada orang yang selamat dalam insiden Lion Air tersebut. Masih terkait masalah ini, Bhavye Suneja bukanlah pilot pertama yang jadi korban dalam peristiwa jatuhnya pesawat di Indonesia. Beberapa nama lain juga gugur dalam insiden kecelakaan yang melibatkan moda transportasi udara tersebut. Dan berikut Boombastis akan rangkuman siapa-siapa saja pilot yang sudah gugur dalam kecelakaan pesawat terbang di tanah air.
Rachmo Wiyogo, pilot meninggal dalam insiden Garuda Indonesia Airbus A3000-B4
Bila ditarik sejarah ke belakang, ternyata maskapai penerbangan Garuda Indonesia juga sempat alami kecelakaan pesawat layaknya Lion Air JT 610. Ketika itu pesawat mereka tipe Airbus A3000-B4 menabrak sebuah gunung di daerah Buah Nabar, Sumatra Utara setelah sebelumnya melakukan perjalanan dari Jakarta. Dalam insiden nahas di jagad transportasi tanah air itu, sekurangnya ada 234 orang yang menjadi korban atau semua ada di pesawat kehilangan nyawa. Di antara mereka yang gugur, Rachmo Wiyogo menjadi pilot dalam penerbangan menuju Medan tersebut. Sebelum meninggal dunia Kapten Wiyogo sudah mengabdikan dirinya selama beberapa tahun bersama Garuda Indonesia.
Dalam kecelakaan pesawat Mandala Airlines, pilot Askar Timur menjadi korban
Selain kapten Rachmo Wiyogo, dalam insiden kecelakaan pesawat nama Askar Timur juga menjadi pilot yang harus gugur saat bertugas. Pria yang lahir di Kupang ini meninggal dunia setelah pesawat yang dikendalikannya menabrak pemukiman penduduk. Melansir laman Kompas.com, pesawat yang ‘dinahkodai’ yakni Mandala Airlines Boing 737 RI 091yang beberapa kali gagal take off melewati pagar pembatas Bandara Polonia Medan, lalu menyasar rumah-rumah warga di sekitar tempat tersebut. Dalam insiden tersebut, 100 penumpang termasuk awak pesawat meninggal dunia.
Kapten Refri Agustian Widodo, menjadi korban dalam insiden Adam Air KI-574
Kisah sedih alami kecelakaan saat menerbangkan pesawat juga dialami oleh pilot Refri Agustian Widodo. Saat itu nasib nahasnya terjadi kala ia bertugas menerbangkan Adam Air KI-574 tujuan Surabaya ke Manado. Bahkan hingga berita ini dituliskan mereka menjadi korban dalam penerbangan tersebut belum ditemukan. Tersiar kabar kalau dalam kejadian ini terdapat 102 penumpang dan awak pesawat. Menurut Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang dikutip laman Tempo.com disebabkan oleh sistem navigasi yang bermasalah. Dan menurut KNKT lagi, ketika itu menyebutkan, pada saat itu pilot sibuk memperbaiki instrumen navigasi inertial reference system (IRS).
Di balik kecelakaan AirAsia tahun 2014, Pilot Iriyanto gugur dalam tugas
Dari beberapa insiden tadi, kapten pesawat Air Asia nomor penerbangan QZ8501 tujuan Juanda Surabaya menuju Changi Airport Singapura juga menjadi korban. Waktu itu, Pilot Iriyanto gugur dalam tugas lantaran pesawat yang dikendalikannya jatuh di sekitaran Pangkalan Bun Kalimantan Tengah. Dalam kronologi kejadiannya, Air Asia sebelum jatuh terlebih dahulu berputar-putar di ketinggian sebelum pada akhirnya menghantam perairan. Dari kejadian tersebut, 162 orang dinyatakan tewas terdiri dari 154 penumpang dan 8 awak pesawat.
Berkaca dari hal tadi, bisa dibilang setiap pekerjaan apapun selalu menyimpan resiko. Jadi, baik mereka yang bertugas di darat, laut, dan udara haruslah senantiasa untuk berhati-hati. Pasalnya, dengan sikap menjaga diri besar kemungkinan kita bisa sedikit menghindari sebuah insiden. Besar harapan kalau peristiwa semacam ini tidak akan terjadi lagi di Indonesia.