Dari keempat capres cawapres yang akan maju ke pemilu 2019, KH. Ma’ruf Amin adalah yang paling berbeda di antara yang lain. Di saat yang lain sibuk untuk menggelar kampanye ke sana sini, dirinya terlihat adem ayem saja. Walaupun ada kampanye, yang paling sering dikunjungi adalah pondok pesantren.
Meski begitu, sebagai sesepuh NU dan tokoh yang lama bergelut dengan politik, KH Ma’ruf Amin punya segudang pekerjaan. Uniknya, sesibuk apapun dirinya ia tak pernah melepaskan berapa kebiasaan ini. Seperti apakah? Simak uraian berikut!
Mengurus pesantrennya yang ada di Serang
Sebelum dipinang menjadi calon wakil presiden, KH Ma’ruf Amin sudah memimpin sebuah pondok pesantren yang berlokasi di Kampung Kemuludan, Desa Tanara, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang. Pondok Pesantren An-Nawawi Tanara ini setidaknya memiliki ribuan santri. Mendengar sang kiai dinobatkan sebagai pendamping Jokowi, para santri ini pun merasa senang. Bahkan, mereka tidak menyangka gurunya dicalonkan menjadi orang paling berpengaruh di Indonesia. Dilansir dari Jawapos.com, sejak KH Ma’ruf Amin ditunjuk sebagai cawapres mendampingi Jokowi, penjagaan pesantren mulai diperketat. Aparat kepolisian dari Polsek Tanara dibantu warga bersama menjaga pesantren. Orang-orang yang lalu lalang keluar masuk pesantren tak luput dari pantauan, bahkan ditanyakan keperluannya apa.
Mengajar santri mengaji tafsir setiap Minggu
Selain menjadi pimpinan pondok, KH. Ma’ruf Amin juga tetap mengajar seperti biasanya. Dilansir dari detik.com, Setiap Minggu para santri diajarkan khusus mengenai ilmu tafsir dari kitab berjudul Tafsir Al Jalalain. Biasanya, pengajaran dilakukan setelah Subuh sampai pukul 07.00 WIB. Hal itu dilakukan atas keinginan Ma’ruf sendiri. Ya, seberapa sibuk pun kegiatan terkait dengan kampanye dan persiapan menuju pemilihan tahun mendatang, Ma’ruf tetap mempertahankan kesibukannya sebagai pengasuh pesantren.
Ke mana pun pergi tetap memakai sarung
Inilah keunikan yang membedakan Ma’ruf Amin dengan tiga sosok lain. Ke mana pun apapun dirinya melangkah dan dalam acara, pakaian yang dipakai adalah sarung. Menurutnya, sarung tak hanya sebagai identitas para ulama di Indonesia saja, tetapi secara filosofis juga sebagai peredam dari hal-hal negatif. Selama ini, presiden Jokowi juga tidak melarang dirinya memakai busana tersebut, maka KH. Ma’ruf Amin pun akan tetap mengenakannya. Dalam Kuliah Umum Pemimpin Indonesia di Singapura kemarin (17/10) dirinya tetap memakai sarung. Dirinya mengakui bahwa ia adalah pemakalah pertama yang memakai sarung dalam acara bertaraf Internasional tersebut.
Ya, dicalonkan menjadi sosok penting tak lantas membuat Ma’ruf Amin meninggalkan tradisi yang sudah lama ia lakoni. Dari mengurus pesantren, mengajar ngaji kitab para santri, serta memakai sarung ke manapun pergi tetap tak ia tinggalkan. Tiga hal tersebut bahkan sudah melekat dan menjadi identitas tersendiri bagi sosok Ma’ruf Amin.