Tahu betapa menderitanya korban gempa dan tsunami di Palu? Tentu bisa kita bayangkan betapa menderitanya korban selamat di sana. Para korban harus tetap bertahan di pengungsian akibat pemukiman yang porak poranda. Kondisi perut juga tak jelas, banyak di antara mereka yang terpaksa mengganjal perut hanya dengan air mineral. Minimnya pasokan makanan membuat mereka harus terus bersabar menunggu bantuan.
Bukan berarti di sana tidak ada relawan. Begitu banyak calon relawan yang ingin langsung terjun ke Palu dan Donggala, namun sulitnya medan membuat mereka kesulitan. Bukan hanya korban yang harus bersabar, bahkan para relawan juga harus banyak berkorban. Melihat kondisi para relawan, kalian pun pasti trenyuh.
Makan mie instan mentah yang diremukin
Belakangan ini foto dua orang TNI yang bertugas di Palu tengah viral di sosial media. Foto yang terlihat diambil secara diam-diam itu memperlihatkan dua orang pria dengan seragam tentara tengah duduk istirahat sembari tengah membumbui mie instan yang belum dimasak. Foto lainnya menunjukkan keduanya tengah makan mie tersebut tanpa ragu. Diketahui jika di Palu memang tengah mengalami keterbatasan makanan dan peralatan memasak. Karena itu, untuk sekadar menahan rasa lapar, dua TNI yang tengah bertugas ini pun memakan mie instan mentah yang diremukin. Melihat foto tersebut, para netizen merasa terenyuh. Banyak yang berdoa agar para TNI yang bertugas di Palu terus diberi kesehatan meski harus rela makan apa adanya.
Sampai dijarah di perjalanan
https://www.youtube.com/watch?v=saraH7H21RQ
Kondisi Palu yang memprihatinkan dan kekurangan makanan membuat banyak warga Indonesia yang tergerak untuk mengirim bantuan makanan untuk para korban. Namun, di balik niat baik tersebut, ternyata ada saja halangan yang menyulitkan. Hal tersebut terjadi pada para relawan yang berasal dari Makassar. Saat truk bantuan tengah bergerak menuju Palu, sebelum sampai di kota yang dituju, mendadak truk bermuatan bantuan makanan dijarah oleh banyak orang. Terlihat begitu banyak warga yang langsung menyerbut truk dan mengambil banyak bahan makanan itu dengan kalap. Sementara relawan sampai menangis dan memohon agar mengasihani korban di Palu yang menunggu di pengungsian. Tidak dijelaskan posisi penjarahan tersebut di mana, dan siapa warga yang menjarah. Namun, kondisi tersebut membuat banyak orang merasa miris.
Akses sulit, perjalanan para relawan sangat panjang dan lama
Seperti kita ketahui, kondisi di Palu memang porak poranda. Semuanya hancur, termasuk jalanan yang diguncang gempa. Akibatnya, para relawan yang datang untuk mengirimkan bantuan untuk para korban pun harus melewati masa yang sulit. Mereka harus bersabar untuk menempuh perjalanan yang sangat panjang dan lama karena medan yang dilalui tidak mudah. Hal itu juga disampaikan oleh para relawan dari PT Bank Syari’ah. Saking sulitnya, para tim barus menempuh perjalanan selama dua hari untuk sampai di lokasi. Semoga para relawan terus diberi kekuatan ya.
Ratusan relawan tertahan di Lanud Hasanuddin
Sejak hebohnya kabar tentang kondisi Palu dan Donggala, begitu banyak warga yang berebut ingin terbang langsung ke Palu. Setidaknya, ada ratusan warga yang menunggu selama berhari-hari di Lanud Hasanuddin untuk bisa terbang ke Palu. Para warga yang diketahui memiliki kerabat di Palu ini begitu khawatir dan ingin memastikan kondisi keluarga di sana baik-baik saja. Mereka juga ingin membantu langsung para keluarga di sana. Namun ternyata, hingga beberapa hari Lanud tak mampu mengirim para relawan untuk terbang langsung ke Palu. Akibatnya, warga harus bersabar menunggu giliran untuk bisa langsung pergi ke Palu.
Tak hanya para korban, ternyata para relawan pun mengalami banyak hambatan dan kesulitan. Dengan kesulitan tersebut, semoga Tuhan mencatat pengorbanan itu sebagai amal ibadah yang mulia di sisi-Nya. Amin.