Sindoro, bisa juga disebut Sindara atau Sundoro adalah gunung api tertinggi aktif yang berada di Jawa Tengah. Puncaknya yang mencapai 3.150 mdpl, menjadikan ia tempat idola para pendaki, ditambah letaknya yang berseberangan dengan Sumbing.
Sindoro tak hanya menyimpan keindahan alam yang luar biasa saja, ia merupakan saksi panjang sejarah panjang di masa lampau yang masih kukuh berdiri hingga kini. Ya, layaknya kebanyakan gunung, Sindoro pun tak lepas dari banyak kejadian aneh yang pernah terjadi. Berikut akan Boombastis ulas secara lengkap.
Dihuni jin baik dan dijaga para bidadari
Setiap gunung pasti memiliki penghuni dan penjaga, termasuk Sindoro. Nah, istimewanya, jin yang menunggu Sindoro adalah jin baik yang beriman kepada Allah. Mereka juga tak menyukai perbuatan kotor dan maksiat yang dilakukan para pengunjung. Selain jin, Sindoro terkenal dengan Edelweis yang paling harum baunya bila dibandingkan dengan semua gunung di Indonesia. Bahkan hingga 3 tahun setelah terlepas dari tangkainya wanginya akan tetap bertahan. Hal tersebut tak lain dan tak bukan karena sindoro dijaga oleh para bidadari.
Sindoro adalah pusat energi feminitas tanah Jawa
Hal ini mungkin bisa dikatakan seperti Yin dan Yang dalam kepercayaan Tionghoa. Begitupun yang terjadi pada Sindoro, warga setempat sepakat jika Sindoro merupakan pusat feminitas yang sifatnya dingin, sedangkan sang kembarannya, Sumbing merupakan pusat maskulinitas yang bersifat panas. Keduanya bertugas untuk menjaga keseimbangan alam tanah Pulau Jawa.
Letusan Sindoro karena banyaknya maksiat yang terjadi
Dilansir dari pendakigunung.top, sejak abad ke-19, sejarah mencatat gunung Sindoro sudah pernah meletus sebanyak 12 kali, yakni pada tahun 1806, 1818, 1882, 1883, 1887, 1902, 1903, 1906, 1908, 1910, 1970 dan 2011. Letusan bertipe strombolian ini meluluhlantakkan dan melumat peradaban Mataram Kuno dan artefak sejarah. Nah, konon salah satu letusan gunung ini disebabkan karena maksiat yang pernah marak di kawasan tersebut. Karenanya, warga sekitar hingga kini percaya bahwa daerah sekitar Sindoro adalah kawasan suci yang tak boleh dikotori.
Kabut hitam yang sering menyesatkan pendaki
Tata krama dan sopan santun memang harus benar-benar diperhatikan saat mendaki Sindoro. Jangankan berkata kotor, melamun pun bisa membuat pendaki tersesat di hutan Sindoro. Selain itu, menurut penuturan warga desa Kledung,sering terlihat kabut yang disebut ‘pedhut’ sering menyelimuti Sindoro. Ada dua jenis, yaitu yang berwarna hitam dan putih. Kabut putih sendiri sering terlihat, sedangkan yang hitam lebih sering terlihat di kawasan puncak, inilah yang sering membuat para pendaki tersesat.
Cahaya matahari terbelah di langit Sindoro
Fenomena ini baru saja terjadi kemarin (6/8) dan sempat diabadikan dalam sebuah video pemilik akun instagram @karismandhdy. Seperti yang tertulis dalam okezone.com, Gunung Sindoro seolah menghalangi cahaya matahari yang ada di belakangnya, kemudian membaginya menjadi dua. Karena terlihat tampak samping, semakin jelas jika Sindoro menghalangi cahaya matahari dan membuatnya terbelah hingga ke langit.
Setiap gunung pasti ada cerita unik tersendiri yang wajib diketahui. Jangan jadikan pendakian sebagai ajang pamer saja, lebih dari itu, Sahabat Boombastis semua harus paham dan menjadikan pendakian sebagai ajang mengenal diri dan alam. Ingat, jika bertandang utamakan sopan santun dan tata krama demi keselamatan diri.